Senin, 26 April 2010

FILSAFAT UMUM

BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian sebagai system ilmu pengetahuan, memainkan peran penting dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini berarti bahwa penelitian telah tampil dalam posisi yang paling urgen dalam ilmu pengetahuan untuk melindunginya dari kepunahan. Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi serta setiap saat dibutuhkan masyarakat, dilain pihak penelitian belum dapat bergeser untuk memulai suatu ilmiah baru untuk mendapat masukan dari ilmu pengetahuan. Ini menandakan, titik awal proses penelitian adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan kembali ketitik awal semula, yaitu ilmu pengetahuan.
Berangkat dari ilmu pengetahuan dan berhenti sementara pada ilmu pengetahuan, ,tidak berarti ilmu pengetahuan bergerak ditempat atau distatis. Akan tetapi setelah proses penelitian sampai pada titik berangkat semula, kemudian memecahkan diri dan semerta – merta membentuk satu titik berangkat yang baru, dan membentuk galaksi baru yang menandakan sebuah proses ilmu pengetahuan lain telah terbentuk. Pada tahap ini berarti suatu proses penelitian telah siap dengan proses ilmiahnya yang baru. Proses ini terus menerus berlanjut sepanjang sejarah sebuah cabang ilmu pengetahuan.
Proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang diceritakan diatas, karna harus melalui tahapan berfikir ilmiah, yang mana seorang penelitian mulai berfikir deduktif, yaitu mencoba berteori terhadap sebuah fakta atau fenomena – fenomena social, melalui interprestasi dalil, hokum dan teori – teori keilmuan lainnya. Karna itu tahap ini dinamakan tahap berteori, dimana peneliti berteori terhadap persoalan yang sedang dihadapi.







BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian pemerian atau penelitian diskriptif. Penelitian kuantitatif dapat pula berupa penelitian hubungan atau penelitian kolerasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian ekperimental1.
Penelitian deskriptif seperti diketahui dimadsudkan untuk memberikan ciri – ciri orang tertentu, kelompok – kelompok atau keadaan – keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan wawancara, questioner, dan pengamatan langsung.2
Sedangkan pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hepotetiko verivikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir dedukatif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks – indeks dan pengukuran empris. Penelitian kuantitatif merasa mengetahui apa yang tidak diketahui, sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitive.

B.Proses Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif masing – masing penelitian mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktifitas yang berbeda – beda satu dengan yang lainnya.3 Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktifitas yang berurutan sebagai berikut :


1 Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007. hal. 105
2 Ibid, hal. 106
3 Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008. hal. 50
1.Mengesplorasi, perumusan dan penentuan masalah yang akan diteliti.
2.Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3.Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4.Melakukan pengumpulan data penelitian.
5.Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6.Mendesain laporan hasil penelitian.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian difomulasikan, maka di desain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian.
Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu di desain instrument pengumpulan penelitian yang sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian dilapangan. Alat ini digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data dilapangan sesuai dengan bentuk instrument itu. Hasil – hasil penelitian dihimpun kemudian dianalisis menggunakan alat analisis statistic untuk menemukan kesimpulan – kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dapat dimengerti, diketahui, dibaca orang lain, maka hasil penelitian tersebut di desain dalam model sistematika tertentu yang disebut dengan laporan penelitian.
Proses penelitian yang dijelaskan diatas tidak sesederhana itu, tetapi dalam aplikasinya merupakan rangkaian – rangkaian panjang yang ada bagian – bagian tertentu merupakan pembahasan khusus yang spesifik.

C.Jenis – Jenis Analisis Dan Kegunaannya Dalam Penelitian Kuantitatif
Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Sedangkan penelitian non-eksperimen yang banyak dilakukan berbentuk antara lain: (1)penelitian deskriptif, (2)eksploratif, (3)survey, dan (4)penelitian evaluasi. Penelitian eksperimen dapat berbentuk eksperimen dalam berbagai desain, dan penelitian tindakan. Analisis data non-eksperimen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus statistic, dapat juga hanya statistic sederhana dalam bentuk rerata, simpangan baku, tabulasi silang, dan disajikan dalam bentuk table, bagan atau grafik. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian.4
Pada hakikatnya kehadiran penelitian berjenis kuantitatif adalah untuk membedakan penelitian jenis ini dengan penelitian kualitatif. Karena itu, pada umumnya ciri – ciri yang dimiliki oleh penelitian kuantitatif tidak dimiliki oleh penelitian kualitatif. Selain itu, pendekatan pada kedua penelitian tersebut berangkat dari asumsi – asumsi yang berlainan. Dari segi tujuan penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajiakan suatu fakta atau mendeskripsikan statistic, untuk menunjukkan hubungan antar variable dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman, atau mengkaji objek berdasarkan pertanyaan – pertanyaan yang muncul.5
Dari metode penelitian kuantitatif umumnya menekankan pada eksperimentasi, deskripsi, survey, dan menemukan korelasional. Penelitian kualitatif cenderung menekankan pada observasi, dokumentasi, atau melakukan partisipasi (meneliti objek menyuruh dan terus menerus).
Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci prosedur yang spesifik, literature yang lengkap, dan hepotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat ddan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.
Pada kenyataannya pada peneliti ataupun mahasiswa lebih menyukai penelitian kuantitatif dari pada kualitatif dengan berbagai alasan tentunya.


4 Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006. hal. 14
5 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 25
1.Sebagaimana di sebutkan diatas, setelah masalah yang diteliti diselesaikan dengan metode dan prosedur yang spesifik tetapi baku.artinya, keragaman masalah diteliti dengan metode sendiri – sendiri (eksperimen, korelasional, dan lain – lain). Akan tetapi, meskipun beragam diselesaikan dengan prosedur yang baku, sehingga dengan prosedur yang baku itu, alur penyelesaian masalahnya mudah dimengerti. Berbeda dengan kuantitatif pendekatan kualitatif dijabarkan secara umum, sehingga masalah yang sama dengan sejenis memungkinkan diselesaikan dengan beragam prosedur. Hal ini tergantung kepada penelitian itu.
2.Pada hakikatnya penelitian kualitatif itu dilakukan seusai kuntitatif ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita ingin meneliti sesuatu masalah, pertama tempuhlah dengan model kuantitatif. Setelah itu, apabila kita tidak puas dan ingin memperdalam pemecahan masalahnya dengan generalisasi yang lebih spesifik maka lakukanlah dengan kualitatif. Karena kualitatif sifatnya lebih mendalam, maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan tentang penelitian yang lebih memadai dibandingkan penelitian kuantitatif, sehingga para peneliti pemula dan mahasiswa setingkat SI cenderung memilih tipe penelitian jenis kuantitatif.
Berdasarkan ciri – ciri yang dikemukakan diatas, penelitian kuantitatif menyelesaikan suatu masalah, sehingga penelitian kuantitatif terbagi lagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, koralesional, evaluasi, kausal komparatif dan lain – lain.
a.Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian katagori penelitian kuantitatif. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan variabel dan fanomena – fanomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikannya apa yang ada.
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data dan berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable pertentangan dua kondisi atau lebih pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan – perbedaan antar fakta, dan lain – lain. Masalah – masalah yang diamati dan diselidiki diatas memungkinkan penelitian deskriptif memiliki metode yang mengarah: studi komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala – gejala tertentu, studi kuantitatif yang mengukur dan menampilkan fakta melalui tekhnik survey, test, interview, angket dan lain – lain. Bisa pula menjadi sebuah studi korelasional satu unsur dengan unsure lain.6
Layaknya suatu penelitian kuantitatif, kegiatan studi deskriptif mengikuti pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut.
Penelitian deskriptif cenderung tidak melakukan tindakan ataupun pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian. Seperti dikemukakan diatas, penelitian ini mempunyai sisi yaitu mengungkap fakta dan gejala apa adanya saat penelitian pertanyaan dilakukan. Oleh karena itu, benar adanya jika pada sebuah penelitian ilmiah tertera pernyataan, "Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan yang dialami sekarang oleh subjek yang seang diteliti." Akan tetapi, kurang tepat kiranya jika pernyataan itu dibalikkan menjadi, "Karena penelitian ini mengungkap hal – hal yang terjadi pada subjek saat sekarang ini, pada metode penelitian ini berupa penelitia deskriptif." 7
b.Penelitian Eksperimen
Ada sebagian orang yang menganggap bahwa penelitian eksperimen relevan dengan sains, barangkali ini disebabkan oleh pengamatan sebagian orang bahwa yang namanya penelitian eksperimen dilakukan oleh ahli – ahli biologi, kimia, fisika, dan ilmu – ilmu eksakta lainnya diruangan tertutup laboratorium. Memang penelitian pada ilmu – ilmu diatas yang menonjol dan banyak dikenalkan kepada umum adalah penelitian dengan menggunakan metode ekspirimen, dengan alasan pengontrolan dilaboratorium lebih memungkinkan eksperimen dilakukan.8
Akhir – akhir ini metode eksperimen mulai popular dan banyak dipakai pada ilmu – ilmu social, bahasa, atau pendidikan. Ini semua merupakan suatu bukti bahwa eksperimen kini tidak hanya milik para peneliti dibidang eksakta saja. Meskipun demikian, para peneliti tidak bisa menganggap bahwa penelitian eksperimen lebih bermutu dari pada yang lain. Sebab, tidak semua persoalan bisa selalu diselesaikan dengan eksperimen. Bahkan manurut Surakhmad (1985), Einstein dan Darwin pun sebenarnya belum pernah melakukan eksperimen, yang ada justru eksperimen dilakukan untuk menguji deduksi suatu teori.
6 Ibid, hal. 26
7 Ibid, hal. 27
8 Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003. hal. 51
Penelitian percobaan (Eksperimental Research) adalah penelitian yang melihat dan meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variable bebasnya. Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan melihat hubungan sebab-akibat.9
c.Penelitian Ex-Post-Facto
Istilah lain penelitian ini adalah Penelitian Sesudah Kegiatan (PSK), ada pula yang menyebutnya penelitian Kausal Konparatif . Penelitian ini bertujuan membandingkan dua atau tiga peristiwa yang sudah terjadi melalui hubungan sebab-akibat dengan cara mencari sebab – sebab terjadinya peristiwa berdasarkan pengematan akibat – akibat yang mungkin tampak dan teramati.10
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutnya ex-post-facto sebagai studi eksperimen. Alasannya, karena adanya hubungan sebab-akibat tadi. Tetapi, ada pula yang mengkatagorikannya kedalam studi deskripsi. Hal ini disebabkan oleh penekanannya pada pengamatan terhadap variable – variable terikat yang sudah tampak.
Terlepas dari dua pendapat diatas, yang pasti pada penelitian ex-post-facto,peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba menemukan sebab – sebab terjadinya peristiwa itu.


















9 Ibid, hal. 52
10 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 42
BAB III
KESIMPULAN

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Jadi dilihat dari segi jenisnya penelitian kuantitatif yaitu ada manipulasi perlakuan (Eksperimen) dan tidak ada manipulasi perlakuan (Deskriptif). Jadi Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.






















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006.

Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003.

Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008.

Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007.

Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005.


























Makalah

JENIS – JENIS ANALISIS DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
Diajukan dalam Diskusi Kelas
Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu
yang diampu oleh Prof. Dr. Imam Bawani, M.Ag dan
Dr. Ahidul Asror, M.Ag
















Oleh :
MUHASIB
NIM : 084099007



PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(STAIN) JEMBER
APRIL 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar