Sabtu, 23 Oktober 2010

KATA – KATA BIJAK tentang CINTA





Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia, lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping. Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)
Kejarlah cita – cita sebelum cinta, apabila cinta sudah sampai maka cinta akan datang dengan sendirinya

Janganlah menolah noleh kebelakang atau kesamping, tapi menghadaplah kedepan niscaya engkau akan sampai pada tujuan


SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKSES MENJADI WANITA SHOLEHAH
ADDUNYA MATA’ WAKHOIROH MATAIHAL MAR’ATUS SHOLEHAH
TAK ADA RAHASIA UNTUK MENGGAPAI SUKSES. SUKSES
ITU DAPAT TERJADI KARENA PERSIAPAN, KERJA KERAS DAN MAU BELAJAR DARI KEGAGALAN
TAK ADA RAHASIA UNTUK MENGGAPAI SUKSES. SUKSES
ITU DAPAT TERJADI KARENA PERSIAPAN, KERJA KERAS DAN MAU BELAJAR DARI KEGAGALAN (Oleh:Muhasib, S.Pd.I, M.Pd.I)
Lembayungku…
Haluan kapalmu akan menuju tempat terindahmu kelak Lewat cara dan dari tempat terburuk sekalipun…DIA akan membawamu ke muara terindahmu Dan kelak merangkai bersama bait-bait senja dalam rajutan keindahan penuh rona

bagai sebuah air sungai,
mengalir tenang mengikuti takdir,,
dengan doa,mimpi dan harapan,
hidup akan di lumuri oleh berbagai cobaan,
terkadang kita jatuh,terkandang kita bangkit,
hidup tak selalu indah,
hanya kesabaran dan semangat,
yang akan jadikan semua itu menjadi ,,
cahaya di dalam kehidupan,
aku dan hidup ku, tak akan menyerah,
hingga tutup usia ku,

kemarin adalah kenangan,tak akan kuhapus,meski itu sakit rasanya,tanpa cinta dan kasih,aku tetap akan menyalakan api semangat ku,jalan hidup ku masih panjang,aku yakin cinta itu kan datang,ku dahulukan masa depan dari pada cinta,karena hidup tak tergantungi oleh cinta,aku dan semangatku,aku dan kesendirianku,aku dan hati yang telah terluka ,akan berjalan mengarungi hidup,sambil berdoa didalam hati.
Kalau memang kau baru mengenal diriku!! Itu salah,, kau tak tau apa2 tentang diriku ..
Aku memang bodoh,, tapi jangan kau bodohi hatiku,, sungguh aku hanya wanita biasa..
Ingin kasih cinta dan sayang ..
Mungkin sekarang tak akan ada harapan lagi ..
Bagi diriku, bagi hatiku , bagi fikiran ku atau bagi cintaku ..
Sesal tiada ujung slalu menghantuiku ,, entah memang salahku ?? atau salahmu??
Aku tak perduli,, dengan smua yang terjadi slama ini..
Kau koyak hatiku .. dengan kkejaman cintamu..
Mungkinkah aku jua yang salah memberimu kesempatan demi kesempatan itu ???
Kalau kau memang menyalahkanku? S A L A H besar !!!
Aku………… memang……….
Terlalu bodoh!!!!!
Tapi bukan salahku ,
Aku hanya terlalu berharap banyak pada 1 cinta !! dan aku tlah dibutakan olhnya ..
Hingga tak pernah ku tau bahwa sbnrnya diriku terperosok dalam llembah knistaan ,kebohongan, penghianatan yang slama ini kau lakukan di blkgku ..
Kalau kau fikir kau kecewa pada diriku,, terlambat !!
Harusnya aku !!! harusnya aku !!!! dan harusnya aku yang kecewa pada dirimu ……..
Tapi apa yang bisa kulakukan ???
Sedari dulu hingga akhir waktu ku bsmamu ?????
M E N A N G I S ……………………………………………………………..
Tak pernah kau tau kan ???!!
Lalu kenapa kau bela perasaan tmanmu itu ??? kalau kau bilang aku tak tau bgmana perasaaanya
Kau fikir itu smua salahku????? Dan lagi lagi aku !!!!
Padahal kau tak tau A K U yang slama ini tak pernah kau mengerti perasaanku !!!
Saat ini aku merasa di punish olehmu !!!
Aku terdiam ,,
Aku sendiri
Aku ….
Yah itu lah diriku yang tak pernah kau tau !!!
Kalau kau trus2an minta maaf pada diriku ,, aku sebenarnya tak pernah bisa memaafkanmu ..
Tapi aku terlalu rapuh,,,,,,,,,,,,,,,,
Ku terus maafkan dirimu tanpa sadar makin ku buka kesempatan tuk trus kau sakiti diriku..
Surat ini ku buat karena hanya ini yang bisa aku lakukan
Aku menuangkan tinta hitam di atas berkas yang tak pernah habis diukir oleh kata2
Aku hanya ingin crita, cinta dan smuanya yang ada di diriku
Menjadi rahasiaku semata ..
Sampai saatnya tiba
Kan kubeberkan smua kpd Anugrah yang nntinya ALLAH berikan pdku
*sing 1:
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku…
Kalau memang harus begitu ………………………………………………………………..
Aku sungguh mencintaimu
mencintai kekurangan yang kamu miliki
ku tak bisa berhenti
meski kamu tak dapat kumiliki
awan-awan yang menari
bunga-bunga yang bersemi
tak bisa aku bohongi
prasaan dan hati tertulis namamu yang kujadikan kau adalah puisi terindah yang tersimpan dihati
mata ku yang terbuka
dan ketika mataku tertutup
hanya wajahmu yang hadir dalam prasaan yang indah
detak jantung
nafas yang menghembus
tak bisa aku berpaling
karena hati ini hanya untukmu,,,hanya untukmu pujaan hatiku…dan semoga kau tau dan mencintaiku sama seperti aku mencintaimu…
Perjalanan hidup ini terasa sangat menyedihkan
Sayang,engkau tak ada di sampingku
Banyak cerita yang ingin ku sampaikan
Tentang diriku……….
Tubuh tergoncang oleh angin
Hati bergetar
Perjalanan bagai ombak
Sahabat…………………
Coba dengar,ketikaku bertanya
Mengapa ayahku mati????
Di telan bencana tanah air ini
Tapi semua diam dan membisu
Tinggal ku terpaku menatap langit
Mengapa di tanah airku terjadi bencana
Mungkin tuhan mulai bosan
Melihat diriku yang slalu salah
Habislah tahun berganti zaman
Badan merantau sakit dan senang
Membawahkan diri untung dan malang
Di tengah malam ku terjaga
Terkenang bapak sudah berpulang
Di teduhi bambub beringin sebatang

Senin, 26 April 2010

Manajemen biaya pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

a.Latar Belakang
Banyak kasus disuatu organisasi tidak dapat terselesaikan seluruhnya tidak dapat ditepatinya waktu penyeselaianya (deadline), anggaran yang berlebihan, dan kegiatan yang lain yang meyimpang dari rencana .
Dalam bab ini akan dipelajari berbagai tekhnik dan metode pengawasan yang sangat berguna bagi manajemen.
Kritik tentang proses penyusunan perencanaan pengawasan anggaran dan kelemahan penyusunan pengawasan anggaran dapat di atasi dengan cara proses penyusunan perencanaan dan anggaran lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya manusia yang ada serta konsisten pada apa yang di rencanakan dan dianggarkan. Oleh sebab itu perencanaan dan anggaran tidak hanya seharusnya di buat, namun harus di susun dan di laksanakan oleh setiap lembaga, instansi, dan perusahaan yang akan dating, dimana perencanaan merupakan pemikiran aktif untuk menentukan apa yang akan di lakukan pada waktu yang akan datang berdasarkan segala sesuatu yang dapat di ketahui dan di perkirakan pada saat sekarang.
Anggaran disusun sebagai penyempurna pelaksanaan perencanaan, di mana dalam anggaran di rumuskan sasaran beserta cara untuk mencapainya dengan cara kuantitatif. Anggaran sebagai suatu metode untuk menunjukkan perencanaan strategis yang merupakan petunjuk untuk melakukan kegiatan, mengetengahkan standar koordinasi kegiatan dan merupakan sumber dasar pengawasan pelaksanaan kegiatan. Pada hakekatnya anggaran mempunyai fungsi perencanaan koordinasi dan pengawasan. Permasalahan yang sering di hadapi dalam proses penyusunan perencanaan dan anggaran pada umumnya adalah mengenai waktu dan penggunaan sumber daya yang cukup menyita perhatian perusahaan. Hal ini dapat di atasi apabila perusahaan senantiasa melaksanakan system pengendalian yang efektif dan terpadu, inovatif dalam mengaplikasikan perubahan – perubahan yang terjadi diluar perusahaan, konsisten dalam operasionalnya dan adanya komitmen dari berbagai pihak dalam perusahaan (seluruh jajaran karyawan).
Karena konsep dasar mengenai sebuah pengawasan anggaran itu mempunyai suatu orientasi untuk membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya, dengan kata lain pelaksanaan pengawasan anggaran menginginkan suatu lembaga atau perusahaan apakah sudah efektif dan efesien dari sumber – sumber dana yang kita gunakan.1
Jadi secara konseptual pengawasan anggaran hampir mempunyai suatu kemiripan dengan bidang kependidikan, karena dengan adanya pengawasan anggaran yang tidak terencana maka akan menghasilkan suatu keahlian, ketrampilan, ilmu pengetahuan di sisi pembiayaan dan anggaran secara universal. Uraian dalam makalah ini hanya focus terhadap masalah konteks defisini, prinsip – prinsip, perencanaan pengawasan anggaran bahkan mengenai sebuah prosedur tentang pelaksanaan pengawasan anggaran dan adanya suatu klasifikasi dalam anggaran.
b.Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pengertian pengawasan?
2.Bagaimana pengertian anggaran dan prinsip – prinsipnya ?
3.Bagaimana pengawasan anggaran dan pusat – pusat tanggung jawab ?
4.Bagaimana strategi – strategi pengawasan anggaran ?











1 Dr. Nanang, Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2000 hlm. 65


BAB II
PEMBAHASAN
a.Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat disebut juga dengan evaluating apprassing atau correcting.pengertian pegawasan yaitu proses penjamin pencapaian tujuan organisasi .jadi disini ada kaitan yang erat antara pengawas dan perencana.langkah awal suatu pegawas sebenarnya adalah perencana dan penetapan tujuan berdasarkan pada standar dan sasaran.
Menurut Robert J.Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan. merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan strandart, menentukan dan mengukur deviasi – deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah di pergunakan dengan efektif dan efesien.2
b.Pengertian Anggaran dan Prinsip – Prinsipnya
Diberbagai suatu daerah, berbicara pengawasan anggaran sangatlah urgen untuk segera dilaksanakan, oleh karena itu maka kita diperlukan untuk mendefinisikan makna pengawas. Menurut pakar kepengawasan, pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna mencapai tujuan pendidikan.3
Pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan di sekolah di bidang akademik (teknis pendidikan) dan di bidang manajerial (pengelolaan sekolah).
Sedangkan pengertian anggaran menurut The National Committee On Govermental Accounting :4
"a budget is a plan of financial operation embodying an estimated of proposed expenditure for a given period of time and the proposed means of financing them"
2 Robert J.Moeckler, The Management Control Proses, Prentica Hall, Englewood Clifft, 1972. hlm.02
3 Http// One Indoskripsi.com/ Pengawasan atau Penilik Pendidikan, Posted June 23rd, 2009
4 Posted July 31st, 2009 by amelek

Dengan kata lain : anggaran merupakan rencana operasional keuangan yang mencakup suatu estimasi pengeluaran untuk suatu jangka waktu tertentu sekaligus berisi juga usulan cara untuk membiayai pengeluaran tersebut.
Sedangkan menurut Robbins yang dikutip oleh Made Pidarta bahwa pengawasan adalah proses memonitor aktivitas – aktivitas untuk mengetahui apakah individu – individu dan organisasi secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan.5
Dari berbagai definisi di atas terdapat komponen yang dikemukakan oleh Bachtiar Arif, Muchlis, dan Iskandar (2002) Definisi anggaran terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut :
a)Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja
b)Gambaran strategis pemerintah dalam pengalokasian sumber daya
c)Alat pengendalian
d)Instrument politik
e)Penyusunan pada periode tertentu
f)Perencanaan pengawasan dan evaluasi anggaran
g)Prosedur dan klasifikasi pengawasan anggaran6
Jadi secara defakto konteks pengawasan anggaran adalah merupakan sebuah tolok ukur agar dapat mengetahui sejauhmana tingkat efektifitas nilai – nilai efesiensi dalam hal pengalokasian biaya pada tataran realitasnya dengan kata lain pengawasan anggaran merupakan seberapa besar tingkat kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan pada setiap komponen dengan realisasi anggaran, jika di satu sisi dengan sisi yang lain terdapat ketidaksesuaian antara rencana dan pengaplikasiannya maka perlu di adakan semacam tindakan spesifik yang bersifat positifisme dalam harapan, tapi jika masih terdapat hal – hal yang sulit di kendalikan maka jalan keluarnya adalah melalui jalur hokum.
Oleh sebab itu untuk dapat memperjelas dan mempertegas dari semua uraian diatas maka sangatlah perlu untuk mengetahui beberapa prinsip – prinsip dasar dalam kepengawasan anggaran, dalam sebuah kebijakan umum pengawas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Rakernas, 1999) yang di kutip oleh Dr. Nanang Fatah sebagai berikut :
5 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004, hlm, 158
6 Ibid, 2009

1)System pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek penilaian kehematan, efesiensi, efektifitas yang mencakup semua aktifitas yang sudah terprogram dalam sebuah organisasi.
2)Memecahkan temuan pengawasan untuk ditindak lanjuti kepihak aparat pengawas agar berkoordinasi dengan penegak hokum beserta instansi terkait untuk dapat menyamakan suatu pemahaman
3)Kegiatan pengawasan dititik tekankan pada bidang strategis dan aspek manajemen
4)Pengawasan memberikan dampak konsepsional dan penyelesaian masalah
5)Orang – orang yang melakukan pengawasan itu harus memiliki kompetensi teknik, sikap, dedikasi, dan integrasi pribadi yang baik
6)Akurat, tepat waktu, objektif dan komprehensif
7)In-efisiensi, agar pengawasan mempunyai orientasi menyamakan rencana dan keputusan
8)Kegiatan kepengawasan harus mampu mengoreksi, menilai agar sesuai dengan rencana awal7
Dari sisi lain juga terdapat sebuah prinsip – prinsip yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan pengawasan anggaran sebagai berikut :
a)Strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan
b)Pengawasan harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan
c)Fleksibel dan resposif terhadap perubahan lingkungan
d)Cocok dengan organisasi
e)Control dirinya sendiri
f)Bersifat langsung
g)Memperhatikan hakekat dalam mengontrol para pengawas8
c.Pengawasan Anggaran dan Pusat – pusat Penanggung Jawab
System pengawasan dapat dirangcang untuk memonitor fungsi atau proyek organisasi. Pengendalian atas fungsi bertujuan untuk memastikan, bahwa aktifitas tertentu (seperti produksi atau penjualan) dilaksanakan dengan baik. Pengendalian atas proyek ditujukan untuk memastikan, bahwa hasil akhir yang diperinci telah tercapai (seperti pengembanganproduk baru).
7 Ibid, 2000, hlm. 66
8 Josep, Massie, EssensialOf Management, Prentise Hall Of India Private Limited, New Delhi, 1973, hlm. 89-91
Pusat tanggung jawab, dimana menejer bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan yang dilakukan satuan (unit) organisasi atau fungsional yang dipimpinnya semua pusat pertanggung jawaban menggunakan sumber – sumber input atau biaya untuk menghasilkan sesuatu yang lain (output atau penghasilan).9
d.Jenis – jenis Anggaran
Ada dua kelompok jenis anggaran yaitu anggaran operasional dan anggaran financial adapun anggaran operasional menunjukkan barang dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh organisasi dalam periode anggaran biasa dalam bentuk (ukuran) pisik atau biaya. Sedangkan anggaran financial memuat perincian jumlah uang yang akan dikeluarkan organisasi dalam periode yang sama dan dari mana uang tersebut akan didapat.
e.Strategi – strategi Pengawasan Anggaran
Sebelum kita mengkaji tentang strategi pengawasan terlebih dahulu kita ketahui tentang Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar Pasal 28 ayat 2 yang dikutip oleh H.A.R Tilar berbunyi sebagai berikut : "pengawasan meliputi segi tekhnis pendidikan dan administrasi satuan pendidikan dasar yang bersangkutan"10 artinya dalam pelaksanaan sebuah pengawasan anggaran dalam pasal diatas itu meliputi tekhnis administrasi diantara realisasi pelaksanaan strategi – strategi dalam pengemplementasian pengawasan anggaran sebagai berikut :
a)Pengawasan itu harus dijelaskan dalam kebijakan atau peraturan
b)Desain organisasi formal harus jelas
c)Unit personalia berfungsi dengan baik
d)Memiliki dan memberi hadiah
e)Anggaran belanja
f)Pemakaian tekhnik yang jelas11
Bila kesemua diatas sudah maksimal kita laksanakan dengan persiapan yang cukup maksimal, maka sebuah organisasi bila sudah dapat mengukur dan membandingkan strandart yang sudah ditentukan, itu masih terdapat suatu penyimpanan berarti masih terdapat suatu yang janggal dan diperlukan pengawasan.
9 James, A.F. Stoner,Opci. Hlm. 620-621
10 Prof. Dr, H.A.R. Tilar, M.Sc.Ed, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2006, hlm. 64
11 Mitchel, Terence, People In Organization Understanding Their Behavior, Mc-Graw Hill Book Company, New York, 1978, hlm. 229-300
Jadi penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan sangat mungkin terjadi kalau kita tidak adanya pengawasan. Karena manusia tidaklah sama dengan tenaga mesin yang tidak mungkin seterusnya konsisten dalam tugasnya, sebab itulah dibutuhkan pengawasan secara maksimal agar tidak meenyimpang dari rencana sebelumnya.





























BAB III
KESIMPULAN
1.Pengawasan anggaran merupakan control suatu rencana operasional keuangan yang mengcakup suatu ekstipmasi pengeluaran untuk suatu jangka waktu tertentu sekaligus berisi juga usulan cara untuk membiayai pengeluaran tersebut.
2.Jadi organisasi atau fungsional yang dipimpinnya semua pusat pertanggung jawaban menggunakan sumber – sumber input atau biaya untuk menghasilkan sesuatu yang lain (output atau penghasilan).
3.Ada beberapa strategi – strategi pengawasan anggaran sebagai berikut : dalam pelaksanaan pengawasan anggaran itu harus di jelaskan dalam kebijakan atau peraturan, adanya desain organosasi formal yang jelas, unit personalia, memberi hadiah, adanya RAB, pemakaian tekhnik yang jelas.





















DAFTAR PUSTAKA

Fatah, Nanang, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2000

Http//one indoskripsi.com/ Pengawasan atau Penilik Pendidikan, Posted June 23 rd, 2009

Josep, Massie, Essensial Of Management, Prestise-Hall of India Private Limited, New Delhi, 1973

Mitchel, Terence, People In Organization Understanding Their behavior, McGraw-Hill Book Company, New York, 1978

Posted July 31 st, 2009 by amelek

Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004

Robert J.Moeckler, The Management Control Proses, Prentica Hall, Englewood Clifft, 1972

Stoner, James, A.F, Management Edisi Dua, Preticell Hall International, Inc, Englewood Cliif, New York, 1982

Tilar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006







Makalah


PENGAWASAN ANGGARAN
Diajukan dalam Diskusi Kelas
Pada Mata Kuliah Manajemen Biaya Pendidikan
yang diampu oleh Dr. H. Hadi Purnomo dan
Prof. Dr. H. Moch. Khusnurridlo, M.Pd
















Oleh :
MUHASIB
NIM : 084099007
ALIF MAHSUN
NIM : 084099010

PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(STAIN) JEMBER
APRIL 2010

FILSAFAT UMUM

BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian sebagai system ilmu pengetahuan, memainkan peran penting dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini berarti bahwa penelitian telah tampil dalam posisi yang paling urgen dalam ilmu pengetahuan untuk melindunginya dari kepunahan. Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi serta setiap saat dibutuhkan masyarakat, dilain pihak penelitian belum dapat bergeser untuk memulai suatu ilmiah baru untuk mendapat masukan dari ilmu pengetahuan. Ini menandakan, titik awal proses penelitian adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan kembali ketitik awal semula, yaitu ilmu pengetahuan.
Berangkat dari ilmu pengetahuan dan berhenti sementara pada ilmu pengetahuan, ,tidak berarti ilmu pengetahuan bergerak ditempat atau distatis. Akan tetapi setelah proses penelitian sampai pada titik berangkat semula, kemudian memecahkan diri dan semerta – merta membentuk satu titik berangkat yang baru, dan membentuk galaksi baru yang menandakan sebuah proses ilmu pengetahuan lain telah terbentuk. Pada tahap ini berarti suatu proses penelitian telah siap dengan proses ilmiahnya yang baru. Proses ini terus menerus berlanjut sepanjang sejarah sebuah cabang ilmu pengetahuan.
Proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang diceritakan diatas, karna harus melalui tahapan berfikir ilmiah, yang mana seorang penelitian mulai berfikir deduktif, yaitu mencoba berteori terhadap sebuah fakta atau fenomena – fenomena social, melalui interprestasi dalil, hokum dan teori – teori keilmuan lainnya. Karna itu tahap ini dinamakan tahap berteori, dimana peneliti berteori terhadap persoalan yang sedang dihadapi.







BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian pemerian atau penelitian diskriptif. Penelitian kuantitatif dapat pula berupa penelitian hubungan atau penelitian kolerasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian ekperimental1.
Penelitian deskriptif seperti diketahui dimadsudkan untuk memberikan ciri – ciri orang tertentu, kelompok – kelompok atau keadaan – keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan wawancara, questioner, dan pengamatan langsung.2
Sedangkan pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hepotetiko verivikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir dedukatif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks – indeks dan pengukuran empris. Penelitian kuantitatif merasa mengetahui apa yang tidak diketahui, sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitive.

B.Proses Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif masing – masing penelitian mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktifitas yang berbeda – beda satu dengan yang lainnya.3 Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktifitas yang berurutan sebagai berikut :


1 Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007. hal. 105
2 Ibid, hal. 106
3 Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008. hal. 50
1.Mengesplorasi, perumusan dan penentuan masalah yang akan diteliti.
2.Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3.Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4.Melakukan pengumpulan data penelitian.
5.Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6.Mendesain laporan hasil penelitian.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian difomulasikan, maka di desain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian.
Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu di desain instrument pengumpulan penelitian yang sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian dilapangan. Alat ini digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data dilapangan sesuai dengan bentuk instrument itu. Hasil – hasil penelitian dihimpun kemudian dianalisis menggunakan alat analisis statistic untuk menemukan kesimpulan – kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dapat dimengerti, diketahui, dibaca orang lain, maka hasil penelitian tersebut di desain dalam model sistematika tertentu yang disebut dengan laporan penelitian.
Proses penelitian yang dijelaskan diatas tidak sesederhana itu, tetapi dalam aplikasinya merupakan rangkaian – rangkaian panjang yang ada bagian – bagian tertentu merupakan pembahasan khusus yang spesifik.

C.Jenis – Jenis Analisis Dan Kegunaannya Dalam Penelitian Kuantitatif
Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Sedangkan penelitian non-eksperimen yang banyak dilakukan berbentuk antara lain: (1)penelitian deskriptif, (2)eksploratif, (3)survey, dan (4)penelitian evaluasi. Penelitian eksperimen dapat berbentuk eksperimen dalam berbagai desain, dan penelitian tindakan. Analisis data non-eksperimen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus statistic, dapat juga hanya statistic sederhana dalam bentuk rerata, simpangan baku, tabulasi silang, dan disajikan dalam bentuk table, bagan atau grafik. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian.4
Pada hakikatnya kehadiran penelitian berjenis kuantitatif adalah untuk membedakan penelitian jenis ini dengan penelitian kualitatif. Karena itu, pada umumnya ciri – ciri yang dimiliki oleh penelitian kuantitatif tidak dimiliki oleh penelitian kualitatif. Selain itu, pendekatan pada kedua penelitian tersebut berangkat dari asumsi – asumsi yang berlainan. Dari segi tujuan penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajiakan suatu fakta atau mendeskripsikan statistic, untuk menunjukkan hubungan antar variable dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman, atau mengkaji objek berdasarkan pertanyaan – pertanyaan yang muncul.5
Dari metode penelitian kuantitatif umumnya menekankan pada eksperimentasi, deskripsi, survey, dan menemukan korelasional. Penelitian kualitatif cenderung menekankan pada observasi, dokumentasi, atau melakukan partisipasi (meneliti objek menyuruh dan terus menerus).
Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci prosedur yang spesifik, literature yang lengkap, dan hepotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat ddan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.
Pada kenyataannya pada peneliti ataupun mahasiswa lebih menyukai penelitian kuantitatif dari pada kualitatif dengan berbagai alasan tentunya.


4 Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006. hal. 14
5 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 25
1.Sebagaimana di sebutkan diatas, setelah masalah yang diteliti diselesaikan dengan metode dan prosedur yang spesifik tetapi baku.artinya, keragaman masalah diteliti dengan metode sendiri – sendiri (eksperimen, korelasional, dan lain – lain). Akan tetapi, meskipun beragam diselesaikan dengan prosedur yang baku, sehingga dengan prosedur yang baku itu, alur penyelesaian masalahnya mudah dimengerti. Berbeda dengan kuantitatif pendekatan kualitatif dijabarkan secara umum, sehingga masalah yang sama dengan sejenis memungkinkan diselesaikan dengan beragam prosedur. Hal ini tergantung kepada penelitian itu.
2.Pada hakikatnya penelitian kualitatif itu dilakukan seusai kuntitatif ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita ingin meneliti sesuatu masalah, pertama tempuhlah dengan model kuantitatif. Setelah itu, apabila kita tidak puas dan ingin memperdalam pemecahan masalahnya dengan generalisasi yang lebih spesifik maka lakukanlah dengan kualitatif. Karena kualitatif sifatnya lebih mendalam, maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan tentang penelitian yang lebih memadai dibandingkan penelitian kuantitatif, sehingga para peneliti pemula dan mahasiswa setingkat SI cenderung memilih tipe penelitian jenis kuantitatif.
Berdasarkan ciri – ciri yang dikemukakan diatas, penelitian kuantitatif menyelesaikan suatu masalah, sehingga penelitian kuantitatif terbagi lagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, koralesional, evaluasi, kausal komparatif dan lain – lain.
a.Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian katagori penelitian kuantitatif. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan variabel dan fanomena – fanomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikannya apa yang ada.
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data dan berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable pertentangan dua kondisi atau lebih pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan – perbedaan antar fakta, dan lain – lain. Masalah – masalah yang diamati dan diselidiki diatas memungkinkan penelitian deskriptif memiliki metode yang mengarah: studi komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala – gejala tertentu, studi kuantitatif yang mengukur dan menampilkan fakta melalui tekhnik survey, test, interview, angket dan lain – lain. Bisa pula menjadi sebuah studi korelasional satu unsur dengan unsure lain.6
Layaknya suatu penelitian kuantitatif, kegiatan studi deskriptif mengikuti pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut.
Penelitian deskriptif cenderung tidak melakukan tindakan ataupun pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian. Seperti dikemukakan diatas, penelitian ini mempunyai sisi yaitu mengungkap fakta dan gejala apa adanya saat penelitian pertanyaan dilakukan. Oleh karena itu, benar adanya jika pada sebuah penelitian ilmiah tertera pernyataan, "Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan yang dialami sekarang oleh subjek yang seang diteliti." Akan tetapi, kurang tepat kiranya jika pernyataan itu dibalikkan menjadi, "Karena penelitian ini mengungkap hal – hal yang terjadi pada subjek saat sekarang ini, pada metode penelitian ini berupa penelitia deskriptif." 7
b.Penelitian Eksperimen
Ada sebagian orang yang menganggap bahwa penelitian eksperimen relevan dengan sains, barangkali ini disebabkan oleh pengamatan sebagian orang bahwa yang namanya penelitian eksperimen dilakukan oleh ahli – ahli biologi, kimia, fisika, dan ilmu – ilmu eksakta lainnya diruangan tertutup laboratorium. Memang penelitian pada ilmu – ilmu diatas yang menonjol dan banyak dikenalkan kepada umum adalah penelitian dengan menggunakan metode ekspirimen, dengan alasan pengontrolan dilaboratorium lebih memungkinkan eksperimen dilakukan.8
Akhir – akhir ini metode eksperimen mulai popular dan banyak dipakai pada ilmu – ilmu social, bahasa, atau pendidikan. Ini semua merupakan suatu bukti bahwa eksperimen kini tidak hanya milik para peneliti dibidang eksakta saja. Meskipun demikian, para peneliti tidak bisa menganggap bahwa penelitian eksperimen lebih bermutu dari pada yang lain. Sebab, tidak semua persoalan bisa selalu diselesaikan dengan eksperimen. Bahkan manurut Surakhmad (1985), Einstein dan Darwin pun sebenarnya belum pernah melakukan eksperimen, yang ada justru eksperimen dilakukan untuk menguji deduksi suatu teori.
6 Ibid, hal. 26
7 Ibid, hal. 27
8 Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003. hal. 51
Penelitian percobaan (Eksperimental Research) adalah penelitian yang melihat dan meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variable bebasnya. Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan melihat hubungan sebab-akibat.9
c.Penelitian Ex-Post-Facto
Istilah lain penelitian ini adalah Penelitian Sesudah Kegiatan (PSK), ada pula yang menyebutnya penelitian Kausal Konparatif . Penelitian ini bertujuan membandingkan dua atau tiga peristiwa yang sudah terjadi melalui hubungan sebab-akibat dengan cara mencari sebab – sebab terjadinya peristiwa berdasarkan pengematan akibat – akibat yang mungkin tampak dan teramati.10
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutnya ex-post-facto sebagai studi eksperimen. Alasannya, karena adanya hubungan sebab-akibat tadi. Tetapi, ada pula yang mengkatagorikannya kedalam studi deskripsi. Hal ini disebabkan oleh penekanannya pada pengamatan terhadap variable – variable terikat yang sudah tampak.
Terlepas dari dua pendapat diatas, yang pasti pada penelitian ex-post-facto,peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba menemukan sebab – sebab terjadinya peristiwa itu.


















9 Ibid, hal. 52
10 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 42
BAB III
KESIMPULAN

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Jadi dilihat dari segi jenisnya penelitian kuantitatif yaitu ada manipulasi perlakuan (Eksperimen) dan tidak ada manipulasi perlakuan (Deskriptif). Jadi Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.






















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006.

Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003.

Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008.

Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007.

Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005.


























Makalah

JENIS – JENIS ANALISIS DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
Diajukan dalam Diskusi Kelas
Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu
yang diampu oleh Prof. Dr. Imam Bawani, M.Ag dan
Dr. Ahidul Asror, M.Ag
















Oleh :
MUHASIB
NIM : 084099007



PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(STAIN) JEMBER
APRIL 2010

Selasa, 12 Januari 2010

studi pemikiran islam, hasan hanafi raji al_faruqi

MAKALAH

KALAM KONTEMPORER
RAJI AL – FARUQI DAN HASAN HANAFI


Diajukan dalam diskusi kelas dalam mata kuliah
Studi Pemikiran Islam yang dibina
oleh : Bapak Dr. Moniron, M.Ag






















Oleh :

MUHASIB
NIM : 084 099 007







PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
OKTOBER 2009

A.PENGANTAR
Dalam makalah ini kami akan memaparkan sedikit tentang pemikiran Ismail Raji Al – Faruqi dan Hasan Hanafi yang mana mereka sama – sama membangun islam dan kaum muslimin yang di awali oleh komitmen teguhnya pada islam. Oleh karena itu kepemimpinan mereka yang mendedikasikan diri pada pembaharuan dan reformasi. Baginya, kerja merupakan dakwah sesungguhnya, pergulatan nyata untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan islam dan sejarah.

B. Pemikiran Kalam Raji Al - Faruqi
Pemikiran kalam Al – Faruqi tentang kalam dalam ditelusuri melalui karyanya yang berjudul, Tahwid: Its Implication for Thought and Life (Edisi indonesianya berjudul Tauhid). Sesuai dengan judulnya.buku ini mengupas hakikat tauhid secara mendalam. Al – Faruqi menjelaskan hakikat tauhid sebagai berikut :
a.Tauhid sebagai inti pengalaman agama
Inti pengalaman agama, kata Al – Faruqi adalah tuhan. Kalimat shahadat menempati posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan dan pemikiran setia muslim. Kehadiran tuhan mengisi kesadaran muslim dalam setiap waktu. Bagi kaum muslimin, Tuhan banar – banar merupakan obsesi yang agung.1 Esesnsi pengalaman agama islam tiada lain adalah realisasi prinsip bahwa hidup dan kehidupan ini tidaklah sia – sia.2
b.Tauhid sebagai pandangan dunia
Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang, dan waktu, sejarah manusia dan takdir.
c.Tauhid sebagai intisari islam
Dapat dipastikan bahwa esensi peradapan adalah islam sendiri, dan esensi islam adalah tauhid atau pengesaan tuhan. Tidak ada satu perintahpun dalam islam yang dapat dilepaskan dari tauhid. Tanpa tauhid islam tidak akan ada. Tanpa tauhid bukan hanya sunnah nabi yang patut diragukan, bahkan pranata kenabianpun menjadi sirna.4

1)Ismail Raji Al-Fauqi, Tauhid, terjemah. Rahmani Astuti, Pustaka, 1988, hlm. 1.
2)Ibid, hlm.13
3)Ibid, hlm. 16, 17, 18.

d.Tauhid sebagai prinsip sejarah
Tauhid menempatkan manusia pada suatu etika berbuat atau bertindak, yaitu etika ketika keberhargaan manusia sebagai pelaku moral yang di ukur dari tingkat keberhasilan yang dicapainya dalam mengisi aliran ruang dan waktu, Eskatologi islam tidak mempunyai sejarah formatif. Ia terlahir lengkap dalam Al – Qur’an dan tidak mempunyai kaitan dengan situasi para pengikutnya pada masa kelahirannya seperti halnya dalam agama Yahudi dan Kristen. Ia dipandang sebagai suatu klimaks moral bagi kehidupan diatas bumi.4
e.Tauhid sebagai prinsip pengetahuan
Berbeda dengan “iman” Kristen, iman islam adalah kebenaran yang diberikan kepada pikiran, bukan kepada perasaan manusia yang mudah mempercayai apa saja, kebenaran, atau proposisi iman bukanlah misteri, hal yang sulit dipahami dan tidak dapat diketahui dan tidak masuk akal, melainkan bersifat kritis dan rasional. Kebenaran – kebenarannya telah dihadapkan pada ujian keraguan dan lulus dalam keadaan utuh dan ditetapkan sebagai kebenaran.5
f.Tauhid sebagai prinsip metafisika
Dalam islam, alam adalah ciptaan dan anugrah. Sebagai ciptaan, ia bersifat teleologis, sempurna , dan teratur, sebagai anugrah, ia merupakan kebaikan yang tak mengandung dosa yang disediakan untuk manusia. Tujuannya adalah memungkinkan manusia melakukan kebaikan dan mencapai kebahagiaan. Tiga penilaian ini, keteraturan, kebertujuan, dan kebaikan, menjadi cirri dan meringkas pandangan umat islam tentang alam.6
g.Tauhid sebagai prinsip etika
Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah memberi amanahnya kapada manusia, suatu amanah yang tidak bias dipikul oleh langit dan bumi, amanah yang mereka hingdari dengan penuh ketakutan. Amanah atau kepercayaan Ilahi tersebut berupa pemenuhan unsure etika dari kehendak Ilahi, yang sifatnya mensyaratkan bahwa ia harus direalisasikan dengan kemerdekaan,

4)Ibid, hlm. 35, 37.
5)Ibid, hlm.42
6)Ibid, hlm. 51.

dan manusia adalah satu – satunya mahluk yang mampu melaksanakannya. Dalam islam, etika tidak dapat dipisahkan dari agama dan bahkan dibangun diatasnya.7
h.Tauhid sebagai prinsip tata social
Dalam islam, tidak ada perbedaan antara manusia satu dan lainnya, masyarakat islam adalah masyarakat terbuka dan setiap manusia boleh bergabung dengannya, baik sebagai anggota tetap ataupun sebagai yang dilindungi (dzimmah). Masyarakat islam harus mengembangkan dirinya untuk mencakup seluruh umat manusia. Jika tidak, ia akan kehilangan klaim keislamannya. Selanjutnya, ia mungkin akan hidup sebagai komonitas islam yang lain, atau oleh komonitas non-Islam.8
i.Tauhid sebagai prinsip ummah
Al – Faruqi menjelaskan prinsip ummah tauhidi dengan tidak identitas: pertama menentang etnosentrisme. Maksudnya, tata social islam universal, mencakup seluruh umat tanpa kecuali, tidak hanya untuk segelintir etnis. Kedua, universalisme. Maksudnya, islam bersifat universal dalam arti meliputi seluruh manusia. Cita – cita komonitas universal adalah cita – cita islam yang di ungkapkan dalam ummah dunia. Ketiga,Totalisme. Maksudnya islam relevan dengan setiap bidang kehidupan manusia. Totalisme tata social islam tidak hanya menyangkut aktivitas manusia dan tujuannya dimasa mereka saja, tetapi juga mencakup seluruh aktivitas disetiap masa dan tempat. Keempat,Kemerdekaan. Maksudnya, tata social islami adalah kemerdekaan. Jika dibangun dengan kekerasan atau dengan memaksa rakyat, islam akan kehilangan sifatnya yang khas.9
j.Tauhid sebagai prinsip keluarga
Al – Faruqi memandang bahwa selama tetap melestarikan identitas mereka dari gerogotan komonisme dan idiologi – idiologi barat, umat islam akan menjadi masyarakat yang selamat dan tetap menempati kedudukannya yang terhormat. Keluarga islam memiliki peluang lebih besar untuk tetap lestari sebab di topang oleh hokum islam dan diterminisi oleh hubungan erat dengan tauhid.10
7)Ibid, hlm. 61, 64.
8)Ibid, hlm. 102.
9)Ibid, hlm. 109, 110, 111, dan 112.
10)Ibid, hlm. 137.
k.Tauhid sebagai prinsip tata politik
Al – Faruqi mengaitkan tata politik tauhidi dengan kekhalifaan didefinisikan sebagai kesepakatan tiga deminsi, yakni kesepakatan wawasan (ijma’ al-ruya’). Wawasan yang dimaksud Al – Faruqi adalah pengetahuan akan nilai – nilai yang membentuk kehendak Ilahi. Kehendak yang dimaksud Al – Faruqi juga apa yang disebut ashabiyah ,yakni kepedulian kaum muslimin menanggapi peristiwa – peristiwa dan situasi dengan satu cara yang sama, dalam kepatuhan yang padu terhadap seruan Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan tindakan adalah pelaksanaan kewajiban yang timbul dari kesepakatan.11
l.Tauhid sebagai prinsip tata ekonomi
Al – Faruqi melihat bahwa premis mayor implikasi islam untuk tata ekonomi melahirkan dua prinsip utama: Pertama, bahwa tak ada seorang atau kelompokpun boleh memeras yang lain. Kedua, tak satu kelompokpun boleh mengasingkan atau memisahkan diri dari umat manusia lainnya dengan tujuan untuk membatasi kondisi ekonomi mereka pada diri mereka sendiri.12
m.Tauhid sebagai prinsip estetika
Tauhid tidak menentang kreatifitas seni, juga tidak menentang kenikmatan dan keindahan. Sebaliknya, islam memberkati keindahan. Islam menganggap bahwa keindahan mutlak hanya ada dalam diri Tuhan dan dalam kehendaknya yang diwahyukan dalam firmannya.13

C.Pemikiran Kalam Hasan Hanafi
a.Kritik terhadap teologi tradisional
Dalam gagasannya tentang rekrontuksi teologi tradisional, Hanafi menegaskan perlunya mengubah orientasi perangkat kopseptual system kepercayaan (teologi) sesuai dengan perubahan konteks politik yang terjadi. Teologi tradisional, kata hanafi, lahir dalam konteks sejarah ketika inti keislaman system kepercayaan, yakni transidensi Tuhan, diserang oleh wakil dari sekte budaya lama. Teologi itu dimaksudkan untuk mempertahankan doktrin utama dan memelihara kemurniannya. Sementara itu, konteks social
11)Ibid, hlm. 149, 151, dan 154.
12)Ibid, hlm. 176.
13)Ibid, hlm. 207.

politik sudah berubah. Islam mengalami kekalahan diberbagai medan pertempuran sepanjang periode kolonialisasi. Oleh karena itu, kerangka konseptual lama masa – masa permulaan, yang berasal dari kebudayaan klasik, harus diubah menjadi kerangka konseptual baru yang berasal dari kebudayaan modern.14
Selanjutnya, Hanafi memandang bahwa teologi bukanlah pemikiran murni yang hadir dalam kehampaan kesejarahan, melainkan merefleksikan konflik – konflik social politik. Oleh karena itu, kritik teologi memang merupakan tindakan yang sah dan dibenarkan. Sebagai produk pemikiran manusia, teologi terbuka untuk kritik. Menurut Hanafi teologi sesungguhnya bukan ilmu tentang Tuhan, yang secara etimologi berasal dari kata theos dan logos, melainkan ilmu tentang kata (ilm al-kalam).15
Teologi demikian, lanjut Hanafi, bukanlah ilmu tentang Tuhan, karma Tuhan tidak tunduk pada ilmu, Tuhan mengungkapkan diri dalam sabdanya yang berupa wahyu. Ilmu kata adalah tafsir yaitu ilmu hermeneutic yang mempelajari analisis percakapan (discourse analysis), bukan saja dari segi bentuk – bentuk murni ucapan, melainkan juga dari segi konteksnya, yakni pengertian yang merujuk kepada dunia. Adapun wahyu sebagai manifestasi kemauan Tuhan, yakni sabda yang dikirim kepada manusia mempunyai muatan – muatan kemanusiaan.16
Hanafi ingin meletakkan teologi islam tradisional pada tempat yang sebenarnya, yakni bukan pada ilmu ketuhanan yang suci, yang tidak boleh dipersoalkan lagi dan harus diterima begitu saja secara taken for granted. Ia adalah ilmu kemanusiaan yang tetap terbuka untuk diadakan verifikasi dan falsifikasi, baik secara histories maupun edities.17
Secara praxis, Hanafi juga menunjukkan bahwa teologi tradisional tidak dapat menjadi sebuah “pandangan yang benar – benar hidup” dan memberi motivasi tindakan dalam kehidupan kongkret umat manusia. Secara praxis teologi tradisional gagal menjadi semacam ideology yang sungguh – sungguh fungsional bagi kehidupan nyata masyarakat muslim. Kegagalan para teolog tradisional disebabkan oleh sikap para penyusun teologi yang tidak
14)E.Kusnadiningrat, Teologi dan Pembebasan : Gagasan Islam Kiri Hanafi, Logos, Jakarta, 1999, hlm. 63-64.
15)Ridwan, Op, cit, hlm 45.
16)Ibid, hlm. 46.
17)Ibid, hlm. 47.
mengaitkannya dengan kesadaran murni dan nilai – nilai perbuatan manusia. Akibatnya, muncul perpecahan keimanan teoritik dengan amal praktisnya dikalangan umat. Ia menyatakan, baik secara individual maupun social, umat islam dilanda keterceraiberaian dan terkoyak – koyak. Secara individual, pemikiran manusia terputus dengan kesadaran, perkataan maupun perbuatannya. Keadaan itu akan mudah melahirkan sikap – sikap moral ganda (an-nifaq hypocrisy) atau senkretisme kepribadian (muzawwij assyahyyali). Fenomena sinkretis ini tanpak dalam kehidupan umat islam saat ini :sinkretisme antara kultur keagamaan dan sekularisme (dalam kebudayaan), antara tradisional dan modern (peradapan), Timur dan Barat (politik), antara konversatisme dan progresivisme (social) dan antara kepitalisme dan sosialisme (ekonomi).18
Secara histories, teologi telah menyingkap adanya benturan berbagai kepentingan dan ia syarat dengan konflik social politik. Teologi telah gagal pada dua tingkat: pertama, pada tingkat teoritis, yaitu gagal mendapat pembuktian ilmiah filosofis, dan kedua, pada tingkat praxis, yaitu gagal karena hanya menciptakan apatisme negativisme.19
b.Rekonstruksi teologi
Melihat sisi – sisi kelemahan teologi tradisional, Hanafi lalu mengajukan saran rekonstruksi teoloogi menjdai ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi masa kini, yaitu dengan melakukan rekonstruksi dan revisi, serta membangun kembali epistemology baru yang shahih dan lebih signifikan. Tujuan rekonstruksi teologi hanafi adalah menjadikan teologi tidak sekedar dogma-dogma keagmaan yang kosong, melainkan menjelma sebagai ilmu tentang pejuang social, yang menjadikan keimanan-keimanan tradisional memilki fungsi secar actual sebagai landasan etik dan motivasi manusia.20
Sistem kepercayaan sesungguhnya mengekspresikan bangunan social tertentu. Sistem kepercayaan menjadikan gerakan social sebagai gerakan bagi kepentingan mayoritas yang diam (al-aglabiyah as-sinitah the majority) sehingga sistem kepercayaan memiliki fungsi visi. Karena memiliki fungsi revolusi, tujuan final rekonstruksi teologi tradisional adalah revolusi sosial.
18)Ibid, hlm. 47.
19)Ibid, hlm. 48.
20)Ibid, hlm. 49.
Menilai revolusi dengan agama dimasa sekarang sama halnya dengan mengaitkan filsafat dengan syariat di masa lalu, ketika filsafat menjadi tuntutan zaman saat itu.21
Langkah melakukan rekonstruksi teologi sekurang – kurangnya dilatar bekalang oleh tiga hal berikut :
1.Kebutuhan akan adanya ediologi yang jelas ditengah – tengah pertarungan global antara berbagai idiologi.
2.Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya, melainkan juga terletak pada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan ideologi sebagai gerakan dalam sejarah. Salah satu kepentingan teologi ini adalah memecahkan problem pendudukan tanah dinegara – negara muslim.
3.kepentingan teologi yang bersifat praktis (amaliyah fi’liyah) yaitu secara nyata diwujudkan dalam realitas melalui realisasi tauhid dalam dunia islam. Hanafi menghendaki adanya “teologi dunia” yaitu teologi baru yang dapat mempersatukan umat islam dibawah satu orde.22
Menurut Hanafi, rekonstruksi teologi merupakan salah satu cara yang mesti ditempuh jika mengharapkan agar teologi dapat memberikan sumbangan yang kongkret bagi sejarah kemanusiaan. Kepentingan rekonstruksi itu pertama – tama untuk mentranspormasikan teologi menuju antropologi, menjadikan teologi sebagai wacana tentang kemanusiaan, baik secara eksistensial, kognitif, maupun kesejarahan.
Selanjutnya Hanafi menawarkan dua hal untuk memperoleh kesempurnaan teori ilmu dalam teologi islam yaitu :
1.Analisis bahasa: Bahasa serta istilah – istilah dalam teologi tradisional adalah warisan neneng moyang dibidang teologi, yang merupakan bahasa khas yang seolah – olah menjadi ketentuan sejak dulu. Teologi tradisional memiliki istilah – istilah khas seperti Allah, iman, akhirat. Menurut Hanafi, semua ini sebenarnya menyingkapkan sifat – sifat dan metode keilmuan, ada yang empirik-rasional seperti iman, amal dan imamah, dan ada yang historis seperti nubuwah serta ada pula yang metafisik seperti Allah dan akhirat.

21)Ibid, hlm, 50.
22)Ibid hlm, 51
2.Analisis realitas : analisis ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis munculnya teologi dimasa lalu, mendeskripsikan pengaruh – pengaruh nyata teologi bagi kehidupan masyarakat, dan bagaimana ia mempunyai kekuatan mengarahkan terhadap perilaku para pendukungnya. Analisis realitas ini berguna untuk menentukan stressing kearah mana teologi kontemporer harus diorientasikan.23


























23)Ibid hlm, 51

DAFTAR PUSTAKA
Faruqi, Isma’il Raji, At – Tauhid, terjemah. Rahmani Astuti, Pustaka, 1982.
Kusnadiningrat, Teologi Pembebasan : Gagasan Islam Kiri Hasan Hanafi, Logos, Jakarta, 1999.

supervisi pendidikan membantu guru dalam manajemen kelas

MEMBANTU GURU
DALAM MANAJEMEN KELAS

Diajukan dalam diskusi kelas dalam mata kuliah
Supervisi Pendidikan yang dibina oleh :
Bapak Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd dan
Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd













Oleh :

MUHASIB
NIM : 084 099 007




PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
OKTOBER 2009


A.PENGANTAR
Setelah ditelaah pada chapter VI yaitu ada kaitannya dengan keaktifan guru mengajar dengan siswa belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang datang dari dalam diri, maupun yang datang dari luar diri. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri ada yang berkaitan dengan kecakapan, ada yang bukan kecakapan, seperti minat dan dorongan belajar. Minat dan dorongan untuk belajar dapat ditimbulkan melalui upaya dan situasi yang diciptakan oleh guru. Upaya membantu guru dalam manajemen kelas yang diciptakan oleh guru disamping dapat mempengaruhi minat dan dorongan belajar, juga mempengaruhi keaktifan belajar.
B.PEMBAHASAN
Meningkatkan keaktifan siswa belajar melalui upaya membantu guru dalam manajemen kelas yang diciptakan guru dapat dilakukan melalui :
a.Penataan Ruang Kelas
Menciptakan pembelajaran aktif meliputi beberapa faktor yang saling berkaitan antara lain dengan penciptaan lingkungan belajar, yaitu suasana kelas, baik pengelolaan maupun penataan kelas, sehingga merangsang aktivitas belajar. Rangsangan aktivitas belajar yang diberikan guru dalam proses pembelajaran merupakan upaya menuntun arah belajar siswa aktifyang menuju sasaran yang hendak dicapai, yaitu tujuan. Pengarahan ini erat kaitannya dengan manajemen kelas, yaitu memadukan semua upaya sehingga terjadi keserasian dalam seluruh kegiatan dan mempermudah pencapaian tujuan.
Lemlech (1979:5) mempersamakan manajemen kelas dengan upaya seorang dirigen dalam mengelola suatu pertunjukan orkestra. Manajemen kelas diartikan sebagai suatu mengorkrestasi suatu kegiatan dikelas. Upaya yang dilakukan meliputi perencanaan kurikulum (rencana belajar), mengorganisasi prosedur dan sumber belajar, menata lingkungan untuk memaksimumkan keefesienan kegiatan belajar, memonitor kemajuan belajar siswa, dan meramalkan kesulitan yang mungkin dihadapi dalam belajar.
Selain manajemen kelas perlu pula penataan ruangan kelas yang mempunyai kaitan dengan kepentingan memperlancar interaksi dan komonikasi yang aktif antara guru dengan siswa. Penataan ruangan kelas sepatutnya disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan, apakah secara perorangan, keloimpok atau klasikal. Penataan ruangan kelas pada umumnya disesuaikan dengan kepentingan pembelajaran klasikal melalui proses penyampaina materi pembelajaran dengan cara imposisi. Dengan demikian kemudahan komonikasi hanya berlaku pada komonikaasi satu arah atau dua arah.
b.Penerapan Prinsip Belajar Sambil Berbuat
Berbuat berarti juga mengalami. Siswa melakukan proses belajar yang sebenarnya jika dia mengalami sendiri melakukan apa yang dipelajari, tidak hanya mendengar atau melihat. Dengan mengalami, proses memperoleh hasil belajar yang bersifat kompleks dan dapat mudah dicapai. Prinsip belajar sambil berbuat atau belajar sambil mengalami bukan semata – mata berkaitan dengan bentuk belajar ketrampilan, tetapi juga berkaitan dengan bentuk belajar yang lain, yaitu belajar verbal, belajar konsep dan belajar pemecahan masalah, meskipun bentuk perbuatannya disesuaikan dengan bentuk belajar yang dilakukan.
Bukan hanya siswa, gurupun ketika mengajar hendaknya sambil berbuat dan memberikan keteladanan. Mengajar dengan perbuatan yang dilakukan tubuh lebih mengena dari perkataan. Ada ungkapan perbuatan berbicara lebih tepat dari pada perkataan, belajar berjalan dengan berjalan, belajar berenang dengan beenang, belajar memanah dengan memanah. Artinya belajar lebih baik dari pada dipraktekan dalam bentuk perbuatan kata – kata.
Beberapa perilaku guru ketika mengajar yang perlu diperhatikan agar menjadi teladan bagi siswa antara lain :
1.Tidak membersihkan hidung, telinga, mulut atau kuku didepan umum (siswa).
2.Tidak menguap, batuk, atau bersin dimuka orang lain, tetapi hendaknya memalingkan muka terlebih dahulu, atau menutup hidung dan mulut dengan tangan atau sapu tangan.
3.Tidak menggeliakkan tubuh seenaknya didepan siswa.
c.Kedisiplinan Guru
Kedisiplinan merupakan salah satu upaya dan perbuatan untuk meningkatkan kinerja guru, karma dengan disiplin kegiatan akan teratur dan terarah sehingga tujuan kerja yang diharapkan dapat dicapai dengan baik (Rusyan, 2008: 33). Dengan demikian dengan kedisiplinan seorang guru memiliki tuntutan yang sangat penting untuk dimiliki dalam upaya menunjang dan meningkatkan kinerja mengajar guru dikelas. Adapun kedisiplinan kinerja guru meliputi nilai dan sikap yang diterapkan dalam kehidupan sehari – hari di antaranya lain :
a)Menerima dan melaksanakan pancasila dan UUD 1945
b)Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dinutnya, serta menghormati ajaran agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dianut orang lain.
c)Mencintai sesame manusia dan mencintai lingkungannya.
d)Memiliki sifat demokratis dan tenggang rasa serta bertanggung jawab.
e)Dapat menghargai kebudayaan dan tradisi nasional termasuk bahasa Indonesia
f)Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya
d.Model – Model Disiplin
Imron (1995) menyatakan bahwa disiplin kinerja mengajar guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki guru dalam bekerja disekolah, tanpa ada pelanggaran – pelanggaran yang merugikan baik langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Oleh karenanya, terdapat tiga model yang harus dikembangkan diantaranya :
1)Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian yaitu mentaati segala peraturan yang diberikan sekolah tanpa menyumbangkan banyak pikiran.
2)Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive yaitu segala peraturan didalam kelas dan sekolah yang dilonggarkan dan tidak perlu mengikat pada guru.
3)Disiplin yang dibangun berdasarkan kebebasan yang terkendali yaitu memberikan kebebasan kepada guru untuk berbuat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Penerapan model disiplin diatas, diikuti dengan teknik – teknik alternatif pembinaan disiplin guru yaitu :
a)Pembinaan dengan teknik external control yaitu pembinaan yang dikendalikan dari luar.
b)Pembinaan dengan internal control yaitu guru disadarkan akan pentingnya disiplin yang timbul dari dalam dirinya sendiri.
c)Pembinaan dengan teknik cooperatitive control yaitu adanya kerja sama antara guru dengan orang yang membina dalam menegakkan disiplin.
e.Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru kecendrungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakui sebagai guru.
Sehubungan itu, beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian para guru.
1)Sikap dasar
2)Bicara dan gaya bicara
3)Kebiasaan bekerja
4)Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
5)Pakaian
6)Hubungan kemanusiaan
7)Proses berfikir
8)Perilaku neorotis
9)Selera
10)Keputusan
11)Kesehatan
12)Gaya hidup secara umum
f.Peran Guru Dalam Mendisiplinan Peserta Didik
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu guru harus membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik, terutama pada jam – jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut dalam rangka mendisiplinkan pserta didik, guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas dan perilaku peserta didik.
Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang pembelajaran, sebagai contoh dan teladan, guru harus memperlihatkan perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karna bagaimana peserta didik akan berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin. Sebagai pengawas, guru senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta didik, terutama pada jam – jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru harus mampu mengendalikan perilaku peserta didik disekolah. Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Baik memberikan hadiah maupun hukuman terhadap peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Sumiati, Dra, Azra, M.Pd, 2008, Metode Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima.

Rusyan, Tabrani, A, 2008, Etos Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, Jakarta Timur, PT. Intermedia Cipta Nusantara.

Mulyasa, E, Dr, M.Pd, Menjadi Guru Profeional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

msdm pendidikan, seleksi

TELAAH CHAPTER IV
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT IN EDUCATION
By Ronald W. Rebore

SELEKSI
SEBAGAI PROSES MANAJERIAL
DALAM PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI

Diajukan dalam diskusi kelas dalam mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang dibina oleh :
Bapak Prof. Dr. Babun Suharto, SE, MM, dan
Dr. Suhadi Winoto, M.Pd













Oleh :
Muhasib
Nim: 084 099 007
Puji Astuti
Nim: 084 009 019




PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
DESEMBER 2009

A.PENGANTAR
Pada bab terdahulu telah di paparkan tentang rekrutmen dan akan dilanjutkan dengan seleksi sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa untuk pencapaian tujuan organisasi diperlukan adanya guru yang profesional dan kompeten sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan, dengan hal ini, maka untuk mengetahui sejauh mana tingkat kompetensi guru, maka diperlukannya penyeleksian agar kita mengetahui bahwa seorang guru betul – betul memiliki kualifikasi akademik dalam melaksanakan tugasnya dan mengemban tanggung jawab terhadap pendidikan.
B.PEMBAHASAN
Pengertian 
Setelah kami telaah pada chapter IV ternyata didalamnya menjelaskan tentang seleksi melamar menjadi guru, sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa seorang guru harus mengajukan surat lamaran terlebih dahulu. Biasanya di instansi – instansi pemerintah maupun swasta mewajibkan adanya surat lamaran tersebut, adapun suratnya ditulis dengan tangan sendiri dan disertai dengan materai yang telah ditentukan. Selain itu, surat lamaran harus di lengkapi dengan berbagai surat keterangan, seperti ijazah asli atau foto copy yang sudah dilegalisasi, surat keterangan kelahiran yang menunjukkan umur pelamar, surat keterangan WNI (bagi warga keturunan asing atau non-pribumi), surat keterangan dokter pemerintah, dan surat kelakuan baik dari kepolisian setempat.

Setelah pendaftaran atau pelamaran guru ditutup, kegiatan berikutnya adalah seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar. Menurut Straus dan Sayles (1980), seleksi merupakan suatu perkiraan mengenai pelamar yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam pekerjaannya setelah diangkat menjadi guru. Perbuatan perkiraan tersebut berdasarkan informasi mengenai pelamar. Lebih lanjut, menurut pasangan penulis diatas, ada lima macam teknik seleksi pegawai baru, yakni inventaris biografis, wawancara, pemeriksaan badan, teknik tes, dan penilaian oleh pusat penilaian.

Seleksi : proses pencarian karyawan untuk menyeleksi calon tenga kerja yang dianggap memenuhi kriteria yang sesuai dengan karakter pekerjaan yang dilamar. Sasarannya : membuat suatu rekomendasi untuk menolak atau menerima calon tenga kerja berdasarkan suatu dugaan tentang potensi-potensi dari calon tenaga kerja untuk berhasil dalam bekerja. Dalam proses managerial ada suatu aktivitas kerja membuat suatu rekomendasi untuk menolak atau menerima calon tenga kerja berdasarkan suatu dugaan tentang potensi-potensi dari calon tenaga kerja untuk berhasil dalam bekerja. Kegiatan ini dikenal sebagai.
a. penempatan b. seleksi c. rekomendasi tenaga kerja
d. penilaian calon tenaga kerja   e. penyaringan tenaga kerja
Tugasnya : mengevaluasi sebanyak mungkin kandidat untuk menyaring dan memilih seseorang atau beberapa orang yang paling memenuhi syarat kerja. 
Penempatan : menempatkan karyawan pada bidang pekerjaan yang dianggap sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya (pengetahuan, keterampilan dan keahlian). Sasarannya : membuat suatu rekomendasi untuk mendistribusikan kandidat pada pekerjaan berdasarkan suatu potensi-potensi yang dimiliki kandidat untuk berhasil pada pekerjaannya. Tugasnya : mengevaluasi kandidat untuk dicocokkan antara kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan yang sudah ditetapkan. 
 Perbedaan Individual 
Adanya perbedaan individual : pengetahuan, karakter kepribadian dan fisik, motivasi dsb. Perbedaan sering dikaitkan dengan : jenis kelamin, budaya, pendidikan dan keahlian. Aplikasinya : wanita atau pria, kebiasaan, latar belakang pendidikan, berpengalaman atau fresh grade. Perbedaan ini digunakan untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja pada temapat yang tepat. 
 Strategi Seleksi
Campbell, Dunnette, Lawler, Weick (1970) memperkenalkan metode pngumpulan dan pengoalahan data secara mekanikal dan klinikal. Mekanikal ; data dikumpulkan berdasarkan pedoman, prosedur yang sudah ditetapkan. Biasanya dilaksanakan sesuai dengan perhitungan statistik. Misalnya penentuan alat ukur/alat tes yang telah distandarisasikan. Klinikal ; data dikumpulkan dengan cara yang lentur, tergantung pada orang yang mengumpulkan data. Biasanya dengan memperhatikan pola perilaku khusus yang disesuaikan tuntuttan pekerjaan. Misalnya seorang assesor bisa saja mempunyai penilaian yang berbeda dengan assesor lainnya terhadap seorang kandidiat, atau orang yang dievaluasi. 
Uraian dari strategi mekanikal dan klinikal
Interpretasi profil : data dikumpulkan secara mekanikal dan diolah secara klinikal. Hanya dengan menafsirkan profil dari skor-skor alat tes. Misalnya hasil tes kepribadian menunjukkan kebutuhan berprestasi yang tinggi maka ditafsirkan sebagai karyawan yang mempunyai keinginan yang kuat untuk mencapai suatu pretasi kerja. 
Statistikal murni : data dikumpulkan dan diolah secara mekanikal. Skor dari berbagai hasil tes digambarkan dalam suatu persamaan regresi ganda, untuk meramalkan prestasi kerja.  
Klinikal murni : pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara klinikal. Didasarkan pada permalan yang didapatkan melalui wawancara dan observasi perilaku.  
Pemeringkatan perilaku : pengumpulan secara klinikal dan diolah secara mekanikal. Data didapatkan melalui obeservasi dan wawancara kemudian dibuat rating nilainya berdasarkan kualifikasi yang didapatkan melalui wawancara atau observasi. 
Gabungan klinikal : pengumpulan data dilakukan secara mekanikal dan klinikal dan diolah secara klinikal. Merupakan strategi yang sering digunakan. Hasil wawancara, observasi dan skor-skor tes dipadukan secara klinikal untuk meramalkan perilaku. 
Gabungan Mekanikal : data dikumpulkan secar mekanikal dan klinikal data diolah secara mekanikal. Berusaha untuk mendapatkan persamaan regresi antara data mekanikal dan data klinikal. 
Peranan tes psikologi dan wawancara dalam proses seleksi
Di Indonesia proses penerimaan tenaga kerja berlangsung dalam dua tahapan ; 
Tahap pencarian calon tenaga kerja
Mengusahakan agar jumlah kandidat terkumpul cukup banyak sehingga proses seleksi dapat dilakukan dengan baik. Dengan cara : iklan di media cetak/elektronik, pendekatan langsung, melalui rekomendasi, pencari kerja melamar sendiri ke perusahaan-perusahaan. 
Tahap seleksi tenaga kerja
1.seleksi lamaran : mempertimbangkan suatu lamaran untuk bisa mengikuti tahap seleksi berikutnya atau tidak. Biasanya dengan melihat syarat tertentu ; pendidikan, pengalaman, karakterfisik, atau cukup banyak juga dengan di dasarkan IPK
2.wawancara awal : berisi mengenai kesediaan kandidat ketika dihadapkan pad kondisi kerjanya, dan evaluasi persayaratan kerja yang ada pada kandidat.
3.ujian, psikotes tertulis dan psikotes wawancara : kandidat menjalani tes tentang pengetahuan dan keterampilan, mengikuti tes yang menggali aspek psikologis kandidat baik secara tertulis atau secara lisan.
4.penilaian akhir : melakukan evaluasi terhadap hasil serangkaian tes dan wawancara untuk menentukan apakah kandidat diterima atau ditolak. Yang juga ditindak lanjuti dengan memperhatikan hasil tes kesehatan.
5.Pemberitahuan dan wawancara akhir : kandidat yang diterima dipanggil untuk mengikuti wawancara akhir untuk diterangkan mengenai berbagai kebijakan perusahaan, seperti misalnya masalah gaji.
6.penerimaan : kandidat menerima surat keputusan tentang diterimanya kandidat untuk menjadi bagian dari perusahaan. 
Model keabsahan metode seleksi
Tradisional terdiri dari beberapa langkah yaitu pertama analisis pekerjaan yang meliputi data-data tentang sasaran pekerjaan, tugas-tugas yang harus dijalankan, cara-cara yang digunakan dalam bekerja, bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam bekerja.Yang kedua adalah penentuan alat prediksi beserta alat ukurnya ; meliputi tindak lanjut atas data-data analisis pekerjaan dengan menentukan ciri-ciri yang diperlukan agar karyawan berhasil dalam bekerja (prediktor) dan menentukan alat ukur yang akurat untuk menggali aspek kemampuan yang dimiliki karyawan (kriterion). Ketiga menentukan kriteria keberhasilan dan alat ukurnya yang meliputi mentapkan seperangkat kriteria yang menandakan bahwa karyawan tersebut berhasil menjalani pekerjaannya yang dilihat dari segi perilaku yang diharapkan dan juga hasil kerjanya. Keempat keabsahan peramalan yang meliputi tentang keakuratan dari prediktor yang ditentukan dengan melihat arah hubungan antara prediktor dengan kriterionnya. Kelima adalah keabsahan silang yang meliputi meyakinkan keakuratan prediksi dari alat ukur. Keenam adalah rekomendasi untuk seleksi yang meliputi penentuan skor minimum atau kombinasi skor minimum untuk dijadikan sebagai pedoman untuk menyeleksi. 
Di Indonesia, khusus dalam pengadaan pegawai negeri, seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar dilakukan melalui dua tahap, yaitu penyaringan administratif dan penyaringan melalui ujian tes (Tim Dosen Administrasi Pendidikan IKIP Malang, 1988). Penyaringan administratif berupa pemeriksaan terhadap kelengkapan serta kebenaran surat lamaran dan lampiran – lampirannya. Misalnya, kebenaran ijazah yang dilampirkan bersama surat lamaran, atau surat keterangan lahirnya. Apabila lampiran – lampiran pada surat tidak lengkap atau ada yang tidak benar, pelamarnya dinyatakan tidak memenuhi syarat dan tidak lulus dalam seleksi administratif. Sedangkan surat lamaran yang benar dan dilengkapi dengan lampiran – lampiran yang benar dan lengkap, pelamarnya dianggap lulus dalam seleksi administratif dan berhak mengikuti seleksi berikutnya yang berbentuk ujian atau tes.

Ujian seleksi guru bisa berbentuk ujian tertulis dan ujian lisan. Menurut Nainggolan (1986), bahan ujian biasanya mencakup pengetahuan umum, kemampuan teknis, dan kemampuan lain yang dipandang perlu.
1.Pengetahuan umum meliputi bahasa indonesia, ideologi negara, Garis – Garis Besar Haluan Negara, dan kebijakan pemerintah.
2.Kemampuan teknis adalah semua pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang tertentu yang nantinya akan menjadi tugas calon guru sekolah dasar setelah diterima sebagai pegawai.

Sistem seleksi yang baik harus mampu mengukur tentang tingkat motivasi, komitmen dan kepribadian pelamar. Lebih – lebih pelamar untuk menjadi guru sekolah dasar. Seorang guru sekolah dasar harus memiliki kecintaan terhadap anak, mempunyai dedikasi yang tinggi dalam menunaikan tugasnya, muda dan gesit dalam bertindak, menunjukkan kehangatan dalam berkomonikasi, memiliki kesabaran yang memadai dalam memberikan layanan kepada anak, dan memiliki rasa humor.

Melalui ujian tersebut dalam diketahui pelamar yang tidak memiliki kemampuan, motivasi, komitmen, dan kepribadian yang dipersyaratkan. Pelamar yang tidak memenuhi persyaratan dianggap tidak lulus dan tidak diterima. Sedangkan pelamar yang memenuhi persyaratan berarti lulus dalam seleksi, sehingga bisa diterima dan diangkat sebagai guru.

Sedangkan proses seleksi akhir – akhir ini banyak sekali pakar administrasi pendidikan yang mengemukakan berbagai teorinya tentang bagaimana sebaiknya selsksi pegawai baru itu dilakukan. Umumnya, para pakar tersebut mengemukakan dua hal penting. Pertama, sistem seleksi merupakan aktivitas yang sangat penting. Keefektifan sebuah seleksi pegawai baru adalah diperolehnya calon pegawai yang betul – betul professional sesuai dengan kebutuhan lembaga. Kedua, seleksi pegawai baru merupakan proses yang sangat kompleks. Seorang pakar administrasi pendidikan yang dimaksud Richard, A. Gorton dalam sebuah bukunya Scool Administration : Challenge and Opportunity for Leadership (1976), yang mengemukakan bahwa seleksi pegawai baru dapat dikonseptualisasikan” ..as a process consisting of series of sequentially interdependent steps”.

Bilamana merujuk kepada teori tersebut, proses seleksi calon guru disekolah dasar adalah mendefinisikan karakteristik guru baru yang diinginkan sekolah. Benyak sekolah menyelesaikan sekolah ini dengan secara sederhana, yaitu mengidentifikasi jenjang pendidikan (grade level) atau jurusan guru yang dibutuhkan, Diploma II PGSD, atau Sarjana Strata I Jurusan Pendidikan Matematika, misalnya. Mereka memiliki kriteria lain. Namun, yang pasti pada langkah pertama ini adalah kepala sekolah membuat identifikasi dan definisi jenis dan karakteristik dan kualifikasi guru baru yang diharapkan sekolah. Penetapan tersebut dilakukan pada permulaan seleksi.

Dalam kerangka peningkatan mutu berbasis sekolah pengedentifikasian dan pendefinisian kriteria seleksi dilakukan kepala sekolah dengan membentuk tim khusus seleksi, yakni para stakeholders, seperti kepala sekolah sendiri, seorang guru senior, komite dewan sekolah atau pengurus BP3, dan pengurus yayasan. Tim seleksi ini tentu terbuka, dimana konselor, siswa, dan orang tua harus memberikan kontribusi bermakna dalam mendefinisikan kriteria seleksi, wawancara calon, dan membuat rekomendasi seleksi. Namun, perlu diketahui bahwa pada sekolah dasar swasta tentu yayasanlah yang memiliki kewenangan dalam membuat keputusan akhir mengenai seleksi staf tersebut. Walaupun demikian, tim seleksi barangkali dapat melakukan penentuan terakhir untuk direkomendasikan kepada yayasan.

Dalam mendefinisikan kriteria seleksi guru, kepala sekolah dasar dan tim seleksi harus mempertimbangkannya, setelah kriteria calon guru diidentifikasi dan disefinisikan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan dan menilai application form dan placement paper. Jadi, setelah kriteria didefinisikan, kemudian tim seleksi guru perlu mengidentifikasi dan menggunakan prosedur – prosedur dalam mengumpulkan dan menguji data calon which pertain to kriteria. Ada dua prosedur yang seringkali digunakan sekolah, yaitu menilai applicants’ placement papers, dan wawancara (personal interview) dengan calon. Walaupun keduanya mempunyai keunggulan tertentu, masing – masing juga memiliki kelemahan – kelemahan tertentu yang menuntut kepala sekolah atau penitia untuk menyadarinya. Pengujian placement papers memiliki tujuan sebagai screening of applicants sehingga dapat ditetapkan calon mana yang harus diundang untuk wawancara. Candidate’s placement papers dapat mencakup informasi penting, tergantung bagaimana format – formatnya dirancang. Terpenting lagi adanya kesamaan visi dan persepsi para penguji dalam menilai placement papers.
Setelah application form dan placement papers di nilai oleh tim seleksi guru, keputusan harus dibuat untuk mengundang calon yang tampak memenuhi kriteria seleksi untuk mengikuti wawancara. Tim dapat mewawancarai masing – masing calon, kepala sekolah dapat menentukan untuk melaksanakan unilaterally, atau metode wawancara lainnya. Tanpa memandang siapa yang melaksanakan wawancara, menurut Gorton (1976),” careful planning is a key to ist succes”. Sehubungan dengan itu, perencanaan wawancara seleksi personel harus saksama dan mencakup pertimbangan pada pertanyaan – pertanyaan yang diidentifikasikan sebelumnya.

Setelah wawancaranya selesai dirancang, langkah berikutnya adalah mengundang dan mewawancarai calon yang sangat menjanjikan atau lulus dalam penilaian application form dan placement papers. Begitu semua calon tersebut diwawancarai, tim seleksi pegawai harus segera mengambil keputusan calon mana yang tidak lulus dan calon mana yang lulus sehingga dapat segera dilakukan pengangkatan sebagai pegawai, baik sebagai pegawai sementara maupun langsung sebagai pegawai tetap, tergantung kepada peraturan kepegawaian disekolah yang bersangkutan.

C.KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan sumber daya manusia yang berkualitas perlu peningkatan profesionalisme guru dan untuk mengetahuinya yaitu dengan melihat hasil ktriteria seleksi guru yang sudah disetujui oleh masing – masing tim seleksi sesuai dengan kompetensi dan bidangnya masing – masing. Apakah seorang guru itu layak untuk diluluskan atau sebaliknya.








DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim, Dr. M.Pd, 2006, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Rebore, Ronald W, 2004, Human Resource Management In Education. New York.