Senin, 26 April 2010

Manajemen biaya pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

a.Latar Belakang
Banyak kasus disuatu organisasi tidak dapat terselesaikan seluruhnya tidak dapat ditepatinya waktu penyeselaianya (deadline), anggaran yang berlebihan, dan kegiatan yang lain yang meyimpang dari rencana .
Dalam bab ini akan dipelajari berbagai tekhnik dan metode pengawasan yang sangat berguna bagi manajemen.
Kritik tentang proses penyusunan perencanaan pengawasan anggaran dan kelemahan penyusunan pengawasan anggaran dapat di atasi dengan cara proses penyusunan perencanaan dan anggaran lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya manusia yang ada serta konsisten pada apa yang di rencanakan dan dianggarkan. Oleh sebab itu perencanaan dan anggaran tidak hanya seharusnya di buat, namun harus di susun dan di laksanakan oleh setiap lembaga, instansi, dan perusahaan yang akan dating, dimana perencanaan merupakan pemikiran aktif untuk menentukan apa yang akan di lakukan pada waktu yang akan datang berdasarkan segala sesuatu yang dapat di ketahui dan di perkirakan pada saat sekarang.
Anggaran disusun sebagai penyempurna pelaksanaan perencanaan, di mana dalam anggaran di rumuskan sasaran beserta cara untuk mencapainya dengan cara kuantitatif. Anggaran sebagai suatu metode untuk menunjukkan perencanaan strategis yang merupakan petunjuk untuk melakukan kegiatan, mengetengahkan standar koordinasi kegiatan dan merupakan sumber dasar pengawasan pelaksanaan kegiatan. Pada hakekatnya anggaran mempunyai fungsi perencanaan koordinasi dan pengawasan. Permasalahan yang sering di hadapi dalam proses penyusunan perencanaan dan anggaran pada umumnya adalah mengenai waktu dan penggunaan sumber daya yang cukup menyita perhatian perusahaan. Hal ini dapat di atasi apabila perusahaan senantiasa melaksanakan system pengendalian yang efektif dan terpadu, inovatif dalam mengaplikasikan perubahan – perubahan yang terjadi diluar perusahaan, konsisten dalam operasionalnya dan adanya komitmen dari berbagai pihak dalam perusahaan (seluruh jajaran karyawan).
Karena konsep dasar mengenai sebuah pengawasan anggaran itu mempunyai suatu orientasi untuk membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya, dengan kata lain pelaksanaan pengawasan anggaran menginginkan suatu lembaga atau perusahaan apakah sudah efektif dan efesien dari sumber – sumber dana yang kita gunakan.1
Jadi secara konseptual pengawasan anggaran hampir mempunyai suatu kemiripan dengan bidang kependidikan, karena dengan adanya pengawasan anggaran yang tidak terencana maka akan menghasilkan suatu keahlian, ketrampilan, ilmu pengetahuan di sisi pembiayaan dan anggaran secara universal. Uraian dalam makalah ini hanya focus terhadap masalah konteks defisini, prinsip – prinsip, perencanaan pengawasan anggaran bahkan mengenai sebuah prosedur tentang pelaksanaan pengawasan anggaran dan adanya suatu klasifikasi dalam anggaran.
b.Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pengertian pengawasan?
2.Bagaimana pengertian anggaran dan prinsip – prinsipnya ?
3.Bagaimana pengawasan anggaran dan pusat – pusat tanggung jawab ?
4.Bagaimana strategi – strategi pengawasan anggaran ?











1 Dr. Nanang, Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2000 hlm. 65


BAB II
PEMBAHASAN
a.Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat disebut juga dengan evaluating apprassing atau correcting.pengertian pegawasan yaitu proses penjamin pencapaian tujuan organisasi .jadi disini ada kaitan yang erat antara pengawas dan perencana.langkah awal suatu pegawas sebenarnya adalah perencana dan penetapan tujuan berdasarkan pada standar dan sasaran.
Menurut Robert J.Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan. merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan strandart, menentukan dan mengukur deviasi – deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah di pergunakan dengan efektif dan efesien.2
b.Pengertian Anggaran dan Prinsip – Prinsipnya
Diberbagai suatu daerah, berbicara pengawasan anggaran sangatlah urgen untuk segera dilaksanakan, oleh karena itu maka kita diperlukan untuk mendefinisikan makna pengawas. Menurut pakar kepengawasan, pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna mencapai tujuan pendidikan.3
Pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan di sekolah di bidang akademik (teknis pendidikan) dan di bidang manajerial (pengelolaan sekolah).
Sedangkan pengertian anggaran menurut The National Committee On Govermental Accounting :4
"a budget is a plan of financial operation embodying an estimated of proposed expenditure for a given period of time and the proposed means of financing them"
2 Robert J.Moeckler, The Management Control Proses, Prentica Hall, Englewood Clifft, 1972. hlm.02
3 Http// One Indoskripsi.com/ Pengawasan atau Penilik Pendidikan, Posted June 23rd, 2009
4 Posted July 31st, 2009 by amelek

Dengan kata lain : anggaran merupakan rencana operasional keuangan yang mencakup suatu estimasi pengeluaran untuk suatu jangka waktu tertentu sekaligus berisi juga usulan cara untuk membiayai pengeluaran tersebut.
Sedangkan menurut Robbins yang dikutip oleh Made Pidarta bahwa pengawasan adalah proses memonitor aktivitas – aktivitas untuk mengetahui apakah individu – individu dan organisasi secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan.5
Dari berbagai definisi di atas terdapat komponen yang dikemukakan oleh Bachtiar Arif, Muchlis, dan Iskandar (2002) Definisi anggaran terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut :
a)Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja
b)Gambaran strategis pemerintah dalam pengalokasian sumber daya
c)Alat pengendalian
d)Instrument politik
e)Penyusunan pada periode tertentu
f)Perencanaan pengawasan dan evaluasi anggaran
g)Prosedur dan klasifikasi pengawasan anggaran6
Jadi secara defakto konteks pengawasan anggaran adalah merupakan sebuah tolok ukur agar dapat mengetahui sejauhmana tingkat efektifitas nilai – nilai efesiensi dalam hal pengalokasian biaya pada tataran realitasnya dengan kata lain pengawasan anggaran merupakan seberapa besar tingkat kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan pada setiap komponen dengan realisasi anggaran, jika di satu sisi dengan sisi yang lain terdapat ketidaksesuaian antara rencana dan pengaplikasiannya maka perlu di adakan semacam tindakan spesifik yang bersifat positifisme dalam harapan, tapi jika masih terdapat hal – hal yang sulit di kendalikan maka jalan keluarnya adalah melalui jalur hokum.
Oleh sebab itu untuk dapat memperjelas dan mempertegas dari semua uraian diatas maka sangatlah perlu untuk mengetahui beberapa prinsip – prinsip dasar dalam kepengawasan anggaran, dalam sebuah kebijakan umum pengawas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Rakernas, 1999) yang di kutip oleh Dr. Nanang Fatah sebagai berikut :
5 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004, hlm, 158
6 Ibid, 2009

1)System pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek penilaian kehematan, efesiensi, efektifitas yang mencakup semua aktifitas yang sudah terprogram dalam sebuah organisasi.
2)Memecahkan temuan pengawasan untuk ditindak lanjuti kepihak aparat pengawas agar berkoordinasi dengan penegak hokum beserta instansi terkait untuk dapat menyamakan suatu pemahaman
3)Kegiatan pengawasan dititik tekankan pada bidang strategis dan aspek manajemen
4)Pengawasan memberikan dampak konsepsional dan penyelesaian masalah
5)Orang – orang yang melakukan pengawasan itu harus memiliki kompetensi teknik, sikap, dedikasi, dan integrasi pribadi yang baik
6)Akurat, tepat waktu, objektif dan komprehensif
7)In-efisiensi, agar pengawasan mempunyai orientasi menyamakan rencana dan keputusan
8)Kegiatan kepengawasan harus mampu mengoreksi, menilai agar sesuai dengan rencana awal7
Dari sisi lain juga terdapat sebuah prinsip – prinsip yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan pengawasan anggaran sebagai berikut :
a)Strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan
b)Pengawasan harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan
c)Fleksibel dan resposif terhadap perubahan lingkungan
d)Cocok dengan organisasi
e)Control dirinya sendiri
f)Bersifat langsung
g)Memperhatikan hakekat dalam mengontrol para pengawas8
c.Pengawasan Anggaran dan Pusat – pusat Penanggung Jawab
System pengawasan dapat dirangcang untuk memonitor fungsi atau proyek organisasi. Pengendalian atas fungsi bertujuan untuk memastikan, bahwa aktifitas tertentu (seperti produksi atau penjualan) dilaksanakan dengan baik. Pengendalian atas proyek ditujukan untuk memastikan, bahwa hasil akhir yang diperinci telah tercapai (seperti pengembanganproduk baru).
7 Ibid, 2000, hlm. 66
8 Josep, Massie, EssensialOf Management, Prentise Hall Of India Private Limited, New Delhi, 1973, hlm. 89-91
Pusat tanggung jawab, dimana menejer bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan yang dilakukan satuan (unit) organisasi atau fungsional yang dipimpinnya semua pusat pertanggung jawaban menggunakan sumber – sumber input atau biaya untuk menghasilkan sesuatu yang lain (output atau penghasilan).9
d.Jenis – jenis Anggaran
Ada dua kelompok jenis anggaran yaitu anggaran operasional dan anggaran financial adapun anggaran operasional menunjukkan barang dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh organisasi dalam periode anggaran biasa dalam bentuk (ukuran) pisik atau biaya. Sedangkan anggaran financial memuat perincian jumlah uang yang akan dikeluarkan organisasi dalam periode yang sama dan dari mana uang tersebut akan didapat.
e.Strategi – strategi Pengawasan Anggaran
Sebelum kita mengkaji tentang strategi pengawasan terlebih dahulu kita ketahui tentang Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar Pasal 28 ayat 2 yang dikutip oleh H.A.R Tilar berbunyi sebagai berikut : "pengawasan meliputi segi tekhnis pendidikan dan administrasi satuan pendidikan dasar yang bersangkutan"10 artinya dalam pelaksanaan sebuah pengawasan anggaran dalam pasal diatas itu meliputi tekhnis administrasi diantara realisasi pelaksanaan strategi – strategi dalam pengemplementasian pengawasan anggaran sebagai berikut :
a)Pengawasan itu harus dijelaskan dalam kebijakan atau peraturan
b)Desain organisasi formal harus jelas
c)Unit personalia berfungsi dengan baik
d)Memiliki dan memberi hadiah
e)Anggaran belanja
f)Pemakaian tekhnik yang jelas11
Bila kesemua diatas sudah maksimal kita laksanakan dengan persiapan yang cukup maksimal, maka sebuah organisasi bila sudah dapat mengukur dan membandingkan strandart yang sudah ditentukan, itu masih terdapat suatu penyimpanan berarti masih terdapat suatu yang janggal dan diperlukan pengawasan.
9 James, A.F. Stoner,Opci. Hlm. 620-621
10 Prof. Dr, H.A.R. Tilar, M.Sc.Ed, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2006, hlm. 64
11 Mitchel, Terence, People In Organization Understanding Their Behavior, Mc-Graw Hill Book Company, New York, 1978, hlm. 229-300
Jadi penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan sangat mungkin terjadi kalau kita tidak adanya pengawasan. Karena manusia tidaklah sama dengan tenaga mesin yang tidak mungkin seterusnya konsisten dalam tugasnya, sebab itulah dibutuhkan pengawasan secara maksimal agar tidak meenyimpang dari rencana sebelumnya.





























BAB III
KESIMPULAN
1.Pengawasan anggaran merupakan control suatu rencana operasional keuangan yang mengcakup suatu ekstipmasi pengeluaran untuk suatu jangka waktu tertentu sekaligus berisi juga usulan cara untuk membiayai pengeluaran tersebut.
2.Jadi organisasi atau fungsional yang dipimpinnya semua pusat pertanggung jawaban menggunakan sumber – sumber input atau biaya untuk menghasilkan sesuatu yang lain (output atau penghasilan).
3.Ada beberapa strategi – strategi pengawasan anggaran sebagai berikut : dalam pelaksanaan pengawasan anggaran itu harus di jelaskan dalam kebijakan atau peraturan, adanya desain organosasi formal yang jelas, unit personalia, memberi hadiah, adanya RAB, pemakaian tekhnik yang jelas.





















DAFTAR PUSTAKA

Fatah, Nanang, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2000

Http//one indoskripsi.com/ Pengawasan atau Penilik Pendidikan, Posted June 23 rd, 2009

Josep, Massie, Essensial Of Management, Prestise-Hall of India Private Limited, New Delhi, 1973

Mitchel, Terence, People In Organization Understanding Their behavior, McGraw-Hill Book Company, New York, 1978

Posted July 31 st, 2009 by amelek

Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004

Robert J.Moeckler, The Management Control Proses, Prentica Hall, Englewood Clifft, 1972

Stoner, James, A.F, Management Edisi Dua, Preticell Hall International, Inc, Englewood Cliif, New York, 1982

Tilar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006







Makalah


PENGAWASAN ANGGARAN
Diajukan dalam Diskusi Kelas
Pada Mata Kuliah Manajemen Biaya Pendidikan
yang diampu oleh Dr. H. Hadi Purnomo dan
Prof. Dr. H. Moch. Khusnurridlo, M.Pd
















Oleh :
MUHASIB
NIM : 084099007
ALIF MAHSUN
NIM : 084099010

PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(STAIN) JEMBER
APRIL 2010

FILSAFAT UMUM

BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian sebagai system ilmu pengetahuan, memainkan peran penting dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini berarti bahwa penelitian telah tampil dalam posisi yang paling urgen dalam ilmu pengetahuan untuk melindunginya dari kepunahan. Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi serta setiap saat dibutuhkan masyarakat, dilain pihak penelitian belum dapat bergeser untuk memulai suatu ilmiah baru untuk mendapat masukan dari ilmu pengetahuan. Ini menandakan, titik awal proses penelitian adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan kembali ketitik awal semula, yaitu ilmu pengetahuan.
Berangkat dari ilmu pengetahuan dan berhenti sementara pada ilmu pengetahuan, ,tidak berarti ilmu pengetahuan bergerak ditempat atau distatis. Akan tetapi setelah proses penelitian sampai pada titik berangkat semula, kemudian memecahkan diri dan semerta – merta membentuk satu titik berangkat yang baru, dan membentuk galaksi baru yang menandakan sebuah proses ilmu pengetahuan lain telah terbentuk. Pada tahap ini berarti suatu proses penelitian telah siap dengan proses ilmiahnya yang baru. Proses ini terus menerus berlanjut sepanjang sejarah sebuah cabang ilmu pengetahuan.
Proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang diceritakan diatas, karna harus melalui tahapan berfikir ilmiah, yang mana seorang penelitian mulai berfikir deduktif, yaitu mencoba berteori terhadap sebuah fakta atau fenomena – fenomena social, melalui interprestasi dalil, hokum dan teori – teori keilmuan lainnya. Karna itu tahap ini dinamakan tahap berteori, dimana peneliti berteori terhadap persoalan yang sedang dihadapi.







BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian pemerian atau penelitian diskriptif. Penelitian kuantitatif dapat pula berupa penelitian hubungan atau penelitian kolerasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian ekperimental1.
Penelitian deskriptif seperti diketahui dimadsudkan untuk memberikan ciri – ciri orang tertentu, kelompok – kelompok atau keadaan – keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan wawancara, questioner, dan pengamatan langsung.2
Sedangkan pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hepotetiko verivikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir dedukatif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks – indeks dan pengukuran empris. Penelitian kuantitatif merasa mengetahui apa yang tidak diketahui, sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitive.

B.Proses Analisis Dalam Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif masing – masing penelitian mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktifitas yang berbeda – beda satu dengan yang lainnya.3 Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktifitas yang berurutan sebagai berikut :


1 Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007. hal. 105
2 Ibid, hal. 106
3 Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008. hal. 50
1.Mengesplorasi, perumusan dan penentuan masalah yang akan diteliti.
2.Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3.Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4.Melakukan pengumpulan data penelitian.
5.Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6.Mendesain laporan hasil penelitian.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian difomulasikan, maka di desain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian.
Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu di desain instrument pengumpulan penelitian yang sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian dilapangan. Alat ini digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data dilapangan sesuai dengan bentuk instrument itu. Hasil – hasil penelitian dihimpun kemudian dianalisis menggunakan alat analisis statistic untuk menemukan kesimpulan – kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dapat dimengerti, diketahui, dibaca orang lain, maka hasil penelitian tersebut di desain dalam model sistematika tertentu yang disebut dengan laporan penelitian.
Proses penelitian yang dijelaskan diatas tidak sesederhana itu, tetapi dalam aplikasinya merupakan rangkaian – rangkaian panjang yang ada bagian – bagian tertentu merupakan pembahasan khusus yang spesifik.

C.Jenis – Jenis Analisis Dan Kegunaannya Dalam Penelitian Kuantitatif
Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Sedangkan penelitian non-eksperimen yang banyak dilakukan berbentuk antara lain: (1)penelitian deskriptif, (2)eksploratif, (3)survey, dan (4)penelitian evaluasi. Penelitian eksperimen dapat berbentuk eksperimen dalam berbagai desain, dan penelitian tindakan. Analisis data non-eksperimen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus statistic, dapat juga hanya statistic sederhana dalam bentuk rerata, simpangan baku, tabulasi silang, dan disajikan dalam bentuk table, bagan atau grafik. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian.4
Pada hakikatnya kehadiran penelitian berjenis kuantitatif adalah untuk membedakan penelitian jenis ini dengan penelitian kualitatif. Karena itu, pada umumnya ciri – ciri yang dimiliki oleh penelitian kuantitatif tidak dimiliki oleh penelitian kualitatif. Selain itu, pendekatan pada kedua penelitian tersebut berangkat dari asumsi – asumsi yang berlainan. Dari segi tujuan penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajiakan suatu fakta atau mendeskripsikan statistic, untuk menunjukkan hubungan antar variable dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman, atau mengkaji objek berdasarkan pertanyaan – pertanyaan yang muncul.5
Dari metode penelitian kuantitatif umumnya menekankan pada eksperimentasi, deskripsi, survey, dan menemukan korelasional. Penelitian kualitatif cenderung menekankan pada observasi, dokumentasi, atau melakukan partisipasi (meneliti objek menyuruh dan terus menerus).
Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci prosedur yang spesifik, literature yang lengkap, dan hepotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat ddan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.
Pada kenyataannya pada peneliti ataupun mahasiswa lebih menyukai penelitian kuantitatif dari pada kualitatif dengan berbagai alasan tentunya.


4 Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006. hal. 14
5 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 25
1.Sebagaimana di sebutkan diatas, setelah masalah yang diteliti diselesaikan dengan metode dan prosedur yang spesifik tetapi baku.artinya, keragaman masalah diteliti dengan metode sendiri – sendiri (eksperimen, korelasional, dan lain – lain). Akan tetapi, meskipun beragam diselesaikan dengan prosedur yang baku, sehingga dengan prosedur yang baku itu, alur penyelesaian masalahnya mudah dimengerti. Berbeda dengan kuantitatif pendekatan kualitatif dijabarkan secara umum, sehingga masalah yang sama dengan sejenis memungkinkan diselesaikan dengan beragam prosedur. Hal ini tergantung kepada penelitian itu.
2.Pada hakikatnya penelitian kualitatif itu dilakukan seusai kuntitatif ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita ingin meneliti sesuatu masalah, pertama tempuhlah dengan model kuantitatif. Setelah itu, apabila kita tidak puas dan ingin memperdalam pemecahan masalahnya dengan generalisasi yang lebih spesifik maka lakukanlah dengan kualitatif. Karena kualitatif sifatnya lebih mendalam, maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan tentang penelitian yang lebih memadai dibandingkan penelitian kuantitatif, sehingga para peneliti pemula dan mahasiswa setingkat SI cenderung memilih tipe penelitian jenis kuantitatif.
Berdasarkan ciri – ciri yang dikemukakan diatas, penelitian kuantitatif menyelesaikan suatu masalah, sehingga penelitian kuantitatif terbagi lagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, koralesional, evaluasi, kausal komparatif dan lain – lain.
a.Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian katagori penelitian kuantitatif. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan variabel dan fanomena – fanomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikannya apa yang ada.
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data dan berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable pertentangan dua kondisi atau lebih pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan – perbedaan antar fakta, dan lain – lain. Masalah – masalah yang diamati dan diselidiki diatas memungkinkan penelitian deskriptif memiliki metode yang mengarah: studi komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala – gejala tertentu, studi kuantitatif yang mengukur dan menampilkan fakta melalui tekhnik survey, test, interview, angket dan lain – lain. Bisa pula menjadi sebuah studi korelasional satu unsur dengan unsure lain.6
Layaknya suatu penelitian kuantitatif, kegiatan studi deskriptif mengikuti pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut.
Penelitian deskriptif cenderung tidak melakukan tindakan ataupun pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian. Seperti dikemukakan diatas, penelitian ini mempunyai sisi yaitu mengungkap fakta dan gejala apa adanya saat penelitian pertanyaan dilakukan. Oleh karena itu, benar adanya jika pada sebuah penelitian ilmiah tertera pernyataan, "Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan yang dialami sekarang oleh subjek yang seang diteliti." Akan tetapi, kurang tepat kiranya jika pernyataan itu dibalikkan menjadi, "Karena penelitian ini mengungkap hal – hal yang terjadi pada subjek saat sekarang ini, pada metode penelitian ini berupa penelitia deskriptif." 7
b.Penelitian Eksperimen
Ada sebagian orang yang menganggap bahwa penelitian eksperimen relevan dengan sains, barangkali ini disebabkan oleh pengamatan sebagian orang bahwa yang namanya penelitian eksperimen dilakukan oleh ahli – ahli biologi, kimia, fisika, dan ilmu – ilmu eksakta lainnya diruangan tertutup laboratorium. Memang penelitian pada ilmu – ilmu diatas yang menonjol dan banyak dikenalkan kepada umum adalah penelitian dengan menggunakan metode ekspirimen, dengan alasan pengontrolan dilaboratorium lebih memungkinkan eksperimen dilakukan.8
Akhir – akhir ini metode eksperimen mulai popular dan banyak dipakai pada ilmu – ilmu social, bahasa, atau pendidikan. Ini semua merupakan suatu bukti bahwa eksperimen kini tidak hanya milik para peneliti dibidang eksakta saja. Meskipun demikian, para peneliti tidak bisa menganggap bahwa penelitian eksperimen lebih bermutu dari pada yang lain. Sebab, tidak semua persoalan bisa selalu diselesaikan dengan eksperimen. Bahkan manurut Surakhmad (1985), Einstein dan Darwin pun sebenarnya belum pernah melakukan eksperimen, yang ada justru eksperimen dilakukan untuk menguji deduksi suatu teori.
6 Ibid, hal. 26
7 Ibid, hal. 27
8 Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003. hal. 51
Penelitian percobaan (Eksperimental Research) adalah penelitian yang melihat dan meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variable bebasnya. Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan melihat hubungan sebab-akibat.9
c.Penelitian Ex-Post-Facto
Istilah lain penelitian ini adalah Penelitian Sesudah Kegiatan (PSK), ada pula yang menyebutnya penelitian Kausal Konparatif . Penelitian ini bertujuan membandingkan dua atau tiga peristiwa yang sudah terjadi melalui hubungan sebab-akibat dengan cara mencari sebab – sebab terjadinya peristiwa berdasarkan pengematan akibat – akibat yang mungkin tampak dan teramati.10
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutnya ex-post-facto sebagai studi eksperimen. Alasannya, karena adanya hubungan sebab-akibat tadi. Tetapi, ada pula yang mengkatagorikannya kedalam studi deskripsi. Hal ini disebabkan oleh penekanannya pada pengamatan terhadap variable – variable terikat yang sudah tampak.
Terlepas dari dua pendapat diatas, yang pasti pada penelitian ex-post-facto,peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba menemukan sebab – sebab terjadinya peristiwa itu.


















9 Ibid, hal. 52
10 Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005. hal. 42
BAB III
KESIMPULAN

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Jadi dilihat dari segi jenisnya penelitian kuantitatif yaitu ada manipulasi perlakuan (Eksperimen) dan tidak ada manipulasi perlakuan (Deskriptif). Jadi Jenis – jenis analisis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data tersebut sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.






















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dr, Prof, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006.

Achmadi, Abu, H, Drs, dan Narbuko, Cholid, Drs, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Bumu Aksara, 2003.

Bungin, Burhan, M, H, Dr, Prof, M.Si, S,Sos, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group, 2008.

Margono, S, Drs, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Citra, 2007.

Subana, M, Drs, M.Pd dan S.Pd, Sudrajat, Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005.


























Makalah

JENIS – JENIS ANALISIS DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
Diajukan dalam Diskusi Kelas
Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu
yang diampu oleh Prof. Dr. Imam Bawani, M.Ag dan
Dr. Ahidul Asror, M.Ag
















Oleh :
MUHASIB
NIM : 084099007



PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(STAIN) JEMBER
APRIL 2010